Daftar Donatur Palestina
Hajinews.id – Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur diketahui kerap melontarkan humor. Humor ini selain untuk membuat irang tertawa, bisa juga meredakan ketegangan politik di kala itu.
Salah satunya adalah kisah yang dikutip dari NU Online dan buku ‘Kumpulan Humor Gus Dur‘. Alkisah pemilik nama asli Abdurrahman Wahid ini pernah diundang menjadi pembicara tunggal di acara sarasehan yang digelar KNPI. Acara dimulai pukul 20.30. Namun Gus Dur membuat panitia gelisah karena hingga pukul 20.50 WIB belum juga datang ke lokasi cara.
“Saya takut Gus Dur kesasar,” kata Ketua KNPI (waktu itu) Tjahjo Kumolo.
“Jangan-jangan, ia nyasar ke Graha Pemuda, kantornya Menpora,” ujarnya.
“Saya kok punya firasat Gus Dur ketiduran,” jawab Eros Djarot yang berdiri di samping Tjahjo.
“Jangan lupa Gus Dur itu di seminar pun bisa tidur,” lanjutnya.
Tiba-tiba ada yang menyeletuk mengungkapkan kekhawatiran jika Gus Dur terkena cekal dan tidak boleh bicara.
Namun, di tengah kegelisahan itu, tepat pukul 21.00 tiba-tiba Gus Dur muncul.
“Maaf, saya harus menerima pengarahan dulu dari Jenderal bintang tiga,” terangnya.
Gus Dur pun langsung diminta bicara. Di depan peserta sarasehan itu, Gus Dur kembali cerita soal keterlambatannya yang katanya karena dipanggil Jenderal bintang tiga itu.
“Baru bintang tiga saja sudah bisa nyetop orang, bagaimana kalau bintang sembilan,” ucapnya.
Seperti diketahui, bintang sembilan adalah lambangnya NU, yang selalu terpampang di papan nama kantor NU di semua tingkat. Gus Dur juga mengaku sering bangga bahwa warga NU lebih nyaman kalau bepergian.
Dia menjelaskan para pengusaha besar dan pejabat tinggi, kalau bepergian paling-paling menginap di hotel bintang empat atau bintang lima.
“Orang NU, kalau keluar kota menginapnya di hotel bintang sembilan, alias di kantor pengurus NU,” tambahnya.
