Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-16): Kabul Jatuh Ke Tangan Mujahidin

Kabul Jatuh Ke Tangan Mujahidin
Muhammad Najib, Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh”, katanya memulai.

“Allahu akbar…! Allahu akbar…! Allahu akbar…!”, Ia memuji kebesaran Allah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dengan menggunakan bahasa Arab yang berdialek kental India, orang tua itu lalu memulai pidatonya.

“Saudara-saudara sekalian para Tentara Allah yang datang dari seluruh penjuru negeri. Hari ini Kita menyaksikan sebuah kemenangan kebenaran atas kebatilan, sebagaimana yang dijanjikan Allah dalam Al- Qur’anul karim, ‘Sungguh kebatilan itu akan dikalahkan’. Atas nama bangsa Afghanistan, Kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara semua, atas partisipasi mengusir para tentara kafir Uni Soviet dari tanah Muslim ini. Insya Allah tenaga, pikiran, dan materi yang Saudara korbankan demi pembebasan negeri ini tidak akan sia-sia, juga darah para syuhada akan mendapat imbalan yang sepadan di sisi-Nya. Allahu akbar…! Allahu akbar…! Allahu akbar…!”

Setiap kali takbir dikumandangkan, sambutan gemuruh serta yel-yel dalam berbagai bahasa lokal dilontarkan secara bersemangat oleh kelompok-kelompok Mujahidin yang hadir di situ. Sementara berbagai simbol dan warna bendera yang menjadi identitas masing-masing kelompok terus digerak-gerakkan.

“Bagi Kami bangsa Afghanistan kini tugas baru telah menanti, yaitu mendirikan sebuah negara dan pemerintahan yang sesuai dengan Al-Quran dan hadis, sebagaimana dicontohkan Nabi, saat mendirikan Negara Madinah. Kita harus membukti bahwa Islam hidup sepanjang zaman. Konsp-konsep Islam dalam bernegara masih relevan dalam dunia yang modern ini. Kita harus yakin bahwa bila diimplementasikan dengan sungguh-sungguh Islam tidak hanya menjanjikan keadilan dan kemakmuran, tapi juga kemodernan yang melebihi negara-negara sekuler. Islam menjanjikan Kita menjadi manusia yang bermartabat. Allahu akbar…! Allahu akbar…! Allahu akbar…! Bagi saudara-saudara yang berasal dari negara lain yang ingin menetap di sini, pintu terbuka lebar karena seluruh umat Islam itu pada hakikatnya bersaudara, dan Islam tidak mengenal kotak-kotak negara atau batasan-batasan suku. Tetapi bagi saudara yang ingin kembali ke negerinya masing-masing, karena semangat dan tenaga Saudara dibutuhkan di sana, Kami hanya bisa mengucapkan selamat jalan. Tetapi bagi saudara yang ingin melanjutkan perjuangan di tempat lain, karena saudara Kita yang lain masih ditindas, maka kami mengucapkan selamat berjuang. Allahu Akbar…! Allahu Akbar…! Allahu Akbar…!”.

Pidato diberikan silih berganti oleh berbagai tokoh Afghanistan, Pakistan, atau negara-negara lain yang ikut berjuang.

(Bersambung……)

banner 800x800