Dipertanyakan Warganet Terkait Anggaran Masjid Al Jabbar, Ini Respons Ridwan Kamil

Suasana di bagian dalam Masjid Raya Provinsi Jawa Barat, Al Jabbar di Cimincrang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung. Masjid Al Jabbar akan diresmikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada 30 Desember 2022.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil merespons kritik sejumlah warganet di Twitter, terkait pembangunan Masjid Al Jabbar di Kota Bandung yang menggunakan anggaran penerimaan dan belanja daerah (APBD).

Dia menyebut pembangunan masjid raya provinsi itu merupakan hasil musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang). Selain itu, Emil, sapaan akrabnya, menyebut Masjid Al Jabbar adalah aspirasi jutaan warga.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Jutaan warga Jawa Barat melalui berbagai Ormas Islam menitipkan aspirasi rakyat Jawa Barat agar dibangun Masjid Raya Provinsi sejak tujuh tahun yang lalu. Karena selama ini Masjid Raya Provinsi mengkudeta masjid Agung Kota Bandung,” kata Emil melalui akun Instagram @ridwankamil, Rabu (4/1).

Pada unggahan di akun Instagram itu, Emil memuat tangkapan layar netizen di Twitter dengan akun @outstandjing yang mempertanyakan dana APBD untuk pembangunan masjid. Dalam keterangan gambar yang diunggahnya di Instagram itu, Emil menyampaikan penggunaan APBD adalah kewenangan penyelenggara negara.

Dia menyebut daerah lain pun menggunakan APBD untuk membangun rumah ibadah, termasuk untuk yang selain masjid. Daerah lain pun, klaim Emil, ada yang menggunakan anggaran untuk membangun gereja, pura, atau rumah ibadah lainnya.

“Di wilayah mayoritas Kristiani APBD dialokasikan untuk gereja. Di wilayah Bali, APBD/N dipakai untuk membangun kawasan ibadah Pura,” ucapnya.

Masjid Al Jabbar yang berada di Gedebage, Kota Bandung diresmikan sebagai Masjid Raya Provinsi Jawa Barat pada 30 Desember 2022 oleh Ridwan Kamil. Dalam peresmiannya kala itu, RK menyebut masjid itu memiliki sejarah sejak 2017 saat proses groundbreaking dilakukan di era Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.

Masjid yang didesain RK itu populer dengan sebutan ‘Masjid Terapung’ karena dikelilingi danau retensi sebagai penyerap air yang datang dari utara menuju selatan kawasan Kota Bandung.

Dikutip dari laman Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMTR) Jawa Barat, Masjid Al Jabbar dirancang bukan sekadar untuk salat, namun juga tempat pembinaan khazanah Islam dengan sentuhan konsep wisata.

Sebelumnya, sejumlah warganet mengkritik kebijakan Ridwan Kamil membangun Masjid Al Jabbar. Mereka mempertanyakan alasan Emil menggunakan APBD untuk membangun masjid megah di saat Jawa Barat lebih membutuhkan pembenahan transportasi publik baik di Bandung, maupun di provinsi itu secara keseluruhan.

Emil menjawab kritikan itu lewat postingan Instagram. Namun, jawabannya justru memperkeruh perdebatan di media sosial.

Pengguna Twitter sempat membuat tagar #sugantehpinter menjadi trending topic. Tagar itu berisi cuitan kekecewaan terhadap cara Emil menanggapi kritik publik.

Belakangan salah satu akun relawan Ridwan Kamil meminta kepada netizen untuk tak mengirimkan pesan secara pribadi (direct message/DM) untuk melakukan perundungan terhadap akun @outstandjing. Pada tangkapan layar di akun relawan RK itu, pemilik akun @outstandjing menunjukkan DM-DM yang diduga melakukan ‘perundungan’ atas kritiknya pada pembangunan masjid pakai APBD.

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *