Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-18): Keputusan Menikah

Keputusan Menikah
Muhammad Najib, Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Karya: Muhammad Najib, Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

SERI-18

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hajinews.id – Waktu terus berputar. Mujahid melewati hari-harinya di rumah, di masjid, atau sekali-sekali berkunjung ke rumah Nur Jannah. Tapi Ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan membaca Al-Quran atau buku-buku agama. Kalau teman-temannya datang dan bertanya tentang pengalamannya di luar negeri, Ia menjawabnya seperlunya saja. Tampak menghindar untuk menceritakan pengalaman yang sebenarnya. Ia malah memanfaatkan pertemuan-pertemuan itu untuk lebih banyak menasihati mereka agar berbuat baik dan lebih banyak mengingat akhirat.

Sore itu, saat Mujahid duduk sendiri di beranda rumah, sang ibu mendekatinya.

“Ibu senang, Kamu sekarang semakin dewasa”, kata Bu Bisri membuka pembicaraan sambil duduk di sebelah anaknya.

“Alhamdulillah! Semua berkat bimbingan dan doa Ibu”, sahut Mujahid menyanjung ibunya.

“Rasanya sudah waktunya ibumu ini menimang cucu, Nak”, pancing si Ibu.

Lama sekali suasana hening dan kaku, kemudian:

“Maksud Ibu?”, tanya Mujahid pura-pura tak mengerti.

“Rasanya sudah saatnya Kamu berkeluarga”, jelas Bu Bisri.

“Tapi Saya kan belum punya pegangan, Bu…..”, sahut Mujahid.

“Kalau Kamu sudah menikah, rezeki akan mudah datang. Apalagi si Nur sudah terlalu lama menunggu”, dengan nada merayu.

“Apakah Ibu sudah membicarakannya dengan Abah?”, tanya Mujahid.

“Kalau Kamu setuju, Ibu akan segera membicarakannya”.

“Terserah Ibu saja”, sahut Mujahid, dengan wajah bingung.

“Kamu mau minum apa?”, tanya si Ibu sambil berdiri.

“Kopi saja, Bu”, sahut Mujahid.

Keesokan harinya, sesudah shalat Isya Pak Bisri dan istrinya pergi ke rumah Nur Jannah. Bu Bisri mengucapkan salam saat tiba di depan rumah adiknya. Nur Jannah sendiri yang membukakan pintu.

“Oh Pakde dan Bude! Silakan masuk”, kata gadis itu pada paman dan bibinya.

“Ibumu ada, Nak?”, tanya Bu Bisri.

“Ada. Silakan duduk, Bude. Akan saya panggilkan”, kata Nur sambil bergegas ke belakang.

Tidak lama kemudian Bu Syukri keluar. Ia menyalami mereka berdua.

“Nur, Kamu bikin minuman dulu sana…!”, kata Bu Syukri pada anaknya sembari tersenyum. Kemudian Ia menatap dua orang di depannya.

“Tumben Pak”, katanya berbasa-basi.

“Ya Bu ! Kebetulan. Ini nih, ibunya Mujahid… Katanya ada yang ingin disampaikan”, ucap Pak Bisri sambil menoleh ke arah istrinya.

Bu Bisri tersipu malu. Bagaimanapun ini hal baru buatnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *