Megawati Sindir Pendompleng Kader PDIP soal Capres, NasDem Jawab Telak

Waketum NasDem Ahmad Ali/Net
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri menyindir partai politik (parpol) yang mendompleng kadernya untuk Pilpres 2024. Partai NasDem merespons pernyataan Megawati itu.

“Gini kalau NasDem selalu berpikir bahwa parpol itu kan punya wewenang yang diberikan kewenangan oleh negara untuk mencalonkan presiden. Jadi kalau kemudian semua partai politik berpikir seperti itu maka saya akan anggap itu penyalahgunaan kewenangan yang diberikan negara,” kata Wakil Ketua Umum (Waketum) NasDem Ahmad Ali kepada wartawan, Selasa (10/1/2023).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Perlu diketahui, saat ini NasDem telah mendeklarasikan eks Gubernur DKI Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024. Anies tidak menjadi kader parpol manapun. Sebelum memutuskan nama Anies, NasDem mempertimbangkan kader PDIP Ganjar Pranowo dan Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa sebagai bakal calon presiden mereka.

Ali menilai masih banyak kader-kader bangsa dari kalangan non-parpol yang menurutnya memiliki kapasitas untuk dimajukan sebagai capres. Menurutnya, orang-orang itu tak boleh dibatasi haknya.

“Karena kita juga harus melihat bahwa di luar partai politik masih banyak kader-kader bangsa yang memiliki kapasitas, integritas, yang tidak boleh kita pasung, tidak boleh kita ambil hak-haknya,” ujarnya.

Ali mengungkit amanat dalam UUD 1945 yang mengatur setiap warga negara yang memenuhi syarat memiliki hak untuk dipilih. Lantas, kata dia, jika parpol semata berpandangan hanya memajukan kader sebagai capres maka akan membatasi hak warga lainnya.

“Artinya undang-undang itu memberikan syarat bahwa seluruh warga negara memiliki hak dicalonkan atau hak dipilih. Kalau kemudian partai politik berpikir bahwa semua kader partai atau semua orang yang mendirikan partai itu semata-mata untuk berkuasa dan keluarganya untuk berkuasa, nah ini membatasi hak-hak warga negara yang lain,” lanjut dia.

Ali mempertanyakan apakah kualitas kader parpol sudah pasti lebih baik ketimbang tokoh non-parpol, begitupun sebaliknya.

“Pertanyaannya, apakah kader politik jauh lebih baik daripada tokoh-tokoh nasional atau bukan anggota partai politik? Nggak seperti itu. Begitupun sebaliknya, tidak semua profesional di luar partai politik lebih baik daripada kader partai politik,” kata Ali.

Ali mengatakan partainya didedikasikan untuk menjadi wadah bagi siapa saja yang dianggap berkompeten sebagai capres. Dengan demikian, lanjutnya, orang-orang tersebut harus diberikan kesempatan.

“NasDem didirikan, didedikasikan untuk mengakomodir kader-kader bangsa. Kami ingin menjadikan NasDem ini sebagai rumah, untuk menjadi fasilitator bagi anak-anak bangsa untuk menjadi pemimpin,” katanya.

“NasDem melihat orang-orang di luar partai politik itu melihat politik itu sebagai harapan, harapan untuk membangun negeri. dan partai politik memberikan kesempatan mereka untuk maju sebagai calon presiden tanpa mereka harus menjadi anggota partai politik,” sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, Megawati merespons soal isu capres PDIP bakal diumumkan di HUT ke-50 partai di JIExpo Kemayoran, Selasa (10/1/2023). Megawati lantas menyampaikan isu itu membuat jurnalis dari dalam dan luar negeri datang ke HUT PDIP.

Megawati lalu menyinggung partai harus menyiapkan kadernya untuk menatap Pemilu 2024. Megawati heran dengan parpol yang tak mengusung kader untuk maju di kontestasi politik.

“Jadi pertanyaan saya, big question, mau bikin partai itu untuk apa? Jangan lupa itu organisasi partai politik, jadi ya terang dong, internalnya itu kan harus mempersiapkan, saya ndak tau kalau mempersiapkan di lain partai itu apa namanya, tapi kalau di kita sudah jelas itu kader, untuk jadi kader aja susah,” kata Megawati.

Sumber: detikcom

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *