Hikmah Siang: Menua

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Bencana yang tak bisa dielakkan oleh siapapun di dunia ini adalah bencana menua, beruban, fisik melemah, indera berkurang, penyakit mulai berdatangan satu demi satu.

Banyak orang-orang hebat dan berjaya dimasa mudanya, stres dimasa tua, karena ia merasa tak berguna lagi, dibuang manusia bagaikan “sampah”, lenyap ketenaran, hilang popularitas, harta pun terus terkuras dan menipis.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Banyak sekali artis ternama, papan atas, penyanyi, bintang film yang dimasa tuanya melarat, menyampah dan tak digunakan lagi.

Tak sedikit juga para konglomerat, dan pejabat, menderita berbagai penyakit tua yang menggerogoti tubuh mereka, terbaring lemah di tempat tidur, ber”pampers” ria, tak mampu mengontrol buang air kecil dan besarnya, padahal dahulu sanggup mengontrol dan mengendalikan ribuan perusahaan dan puluhan ribu orang.

HIKMAH TUA

Bila dicermati, tua adalah nikmat besar yang digiring Allah agar hamba sadar diri, sadar tentang kelemahannya, sadar ia akan kembali pada asal kejadiannya, dari tanah berasal dan akan kembali pada tanah pula untuk mempertanggung jawabkan segala perbuatannya dikala hidup.

Orang beriman semakin tua, semakin matang persiapannya menyambut kematian, untuk bertemu dengan Allah sang Pencipta, berjumpa dengan rombongan para nabi, shiddiqin, syuhada dan mursalin.

Semakin panjang umur, semakin banyak amal sholeh yang bisa dilakukan, semakin banyak pahala yang diraih, semoga semakin tinggi derajat surga mereka di sisi Allah.

RASA YANG BERBEDA

Semua orang kan tua-bila ajal tak segera menjemputnya-, namun masa tua orang beriman semakin bertambah kwalitas dan kedudukan mereka di sisi Allah, semakin yakin kan berjumpa Allah, yang membuat mereka semakin bersabar dengan segala penderitaan masa tua.

Orang kafir, orang fasiq dan munafik, semua kan menua, dan kan melemah tubuh mereka, namun suasana hati mereka semakin galau, gelisah, tak menentu, menghujat takdir. Semua itu karena mereka tak siap bertemu Allah, tak berharap surga Allah, dan merasa berat meninggalkan dunia yang mereka cintai.

Dari Solo ke kota Jakarta
Naik kereta melintas sawah
Dikala muda dipuji dipuja
Kala tua menjadi sampah

Dikala kabur pandangan nanar
Angin kencang hujan pun lebat
Hidup di dunia hanya sebentar
Sabarlah sobat di atas taat

Belilah emas beserta loyang
Emas terjatuh dalam perigi
Dulu dicinta dulu disayang
Bila tua ditinggal pergi..

———

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA, حفظه الله تعالى

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *