Kisah Abu Nawas: Jual Ayam yang Bisa Berpikir seperti Manusia, Orang-Orang Sampai Tertawa Terpingkal-pingkal

Jual Ayam yang Bisa Berpikir seperti Manusia
Jual Ayam yang Bisa Berpikir seperti Manusia. Foto: unsplash
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – DIKISAHKAN Abu Nawas pergi ke luar kota untuk menemui sahabatnya. Kedatangan Abu Nawas ini tentu disambut hangat.

“Wahai sahabatku, bagaimana kabarmu?” tanya Abu Nawas, seperti dikutip dari tayangan di kanal YouTube Humor Sufi Official, Jumat (13/1/2023).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Alhamdulillah aku sehat walafiat. Mari silakan masuk Abu Nawas,” sambut kawannya.

Setelah lama berbincang-bincang, kemudian sahabatnya ini mengajak Abu Nawas jalan-jalan. “Ayolah kita jalan-jalan. Aku juga ingin mencari udara segar,” kata Abu Nawas.

Mereka berdua lantas jalan-jalan menyusuri kota tersebut. “Di kota ini sekarang ramai Abu Nawas, tidak seperti dulu waktu kamu ke sini,” ujar sang sahabat.

“Kamu benar, banyak sekali perubahan. Suasana di kotamu sekarang menjadi ramai sekali,” ucap Abu Nawas.

Akhirnya sampailah mereka di sebuah pasar burung. Di sana Abu Nawas melihat ada seekor burung dijual dengan harga yang cukup mahal. Dalam hati ia berkata, “Beruntung sekali penjualnya, burung sekecil itu bisa laku dengan harga mahal.”

Guna memastikannya, Abu Nawas lalu mendatangi si pembeli. “Hai kawan, berapa harganya?” tanya dia.

“Saya membelinya 100 dinar,” jawab orang tersebut.

“Kau beli 100 dinar untuk burung sekecil itu? Apa tidak menyesal?” tanya Abu Nawas lagi.

“Ya tidaklah, menurutku harga segitu sudah layak,” balas orang tersebut.

“Aneh sekali. Apa mungkin di kota ini hewan-hewan harganya mahal?” pikir Abu Nawas.

Setelah selesai jalan-jalan, Abu Nawas pamit pulang kepada sahabatnya. Sesampainya di rumah, dia terus memikirkan kejadian yang dilihat di pasar burung.

“Aku tidak habis pikir kenapa burung sekecil itu bisa laku dengan harga yang mahal. Oh iya, bukankah aku punya seekor ayam. Kalau aku jual di sana pasti harganya akan mahal, karena ayamku tubuhnya lebih besar dan lebih banyak dagingnya,” pikir Abu Nawas.

Keesokan harinya Abu Nawas kembali berangkat menuju kota sahabatnya dengan membawa seekor ayam. Kali ini ia tidak mampir ke rumah sang sahabat, melainkan langsung menuju pasar hewan.

Setibanya di sana, Abu Nawas menawarkan ayamnya kepada orang-orang dengan harga 200 dinar.

“Berapa harganya tuan?” tanya salah satu pembeli.

“Murah kawan, hanya 200 dinar,” jawab Abu Nawas.

Si pembeli tentu saja kaget mendengarnya. Ia pun langsung meninggalkan Abu Nawas tanpa menawarnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *