Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-23): Bom Bali

Bom Bali
Muhammad Najib, Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Karya: Muhammad Najib, Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

Hajinews.id – Dentuman itu sangat memekakkan telinga, bahkan suara dan getarannya bisa dirasakan sampai sejauh lima kilometer. Api berwarna kuning kemerahan berkobar-kobar membumbung tinggi menjilat-jilat langit. Pantai Kuta yang sejuk menjadi panas seketika. Asap gelap menyembur, menghamburkan debu hitam ke mana-mana, mengotori apa saja sampai radius satu kilometer. Orangorang lari menjauh. Para penghuni hotel dan rumahrumah di sekitarnya berhamburan keluar, ingin tahu apa sesungguhnya gerangan yang terjadi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Bagi masyarakat Bali, kejadian malam itu merupakan pengalaman pertama. Saat Jakarta dan kota-kota lain rusuh akibat huru-hara politik, Bali sama sekali tidak tersentuh. Hubungan antar pemeluk agama yang berbeda berjalan harmonis. Karena itu, saat-saat genting, tidak sedikit pejabat di Jakarta yang menjadikan Pulau Dewata ini sebagai tempat pelarian. Kini, pulau yang amat kesohor di seluruh dunia ini ditimpa bencana. Salah satu pantainya yang sangat indah yang menjadi tujuan wisatawan mancanegara ini, berubah menjadi lautan api yang melalap puluhan rumah. Bangunan-bangunan hotel, toko, dan rumah penduduk yang berhimpitan berubah menjadi puing-puing seketika. Sementara mobil-mobil yang diparkir di sekitarnya hanya tinggal kerangkanya saja.

Berbagai media baik dalam maupun luar negeri memberitakannya terus menerus bagai berlomba. Lokasi kejadian, korban yang meninggal maupun yang dirawat di rumah sakit, serta komentar berbagai pihak mendominasi pemberitaan di media cetak maupun elektronik. Lebih dari dua ratus orang tewas atau luka berat, dan lebih dari separuhnya ternyata warga negara asing. Para pejabat di Jakarta maupun dari negara-negara asal korban, mengunjungi tempat kejadian silih berganti. Bali tiba-tiba mendapat sorotan dunia.

Tidak ada yang mengaku siapa otak di balik peledakan itu. Orang-orang pun bertanya-tanya apa motivasi pelakunya. Polisi dikerahkan secara penuh untuk menyingkap misteri ini. Bahkan Australia mengirimkan aparat intel dan keamanannya untuk membantu. Sayupsayup mulai terdengar kecurigaan dan analisa bahwa kejadian itu terkait dengan jaringan teroris. Pihak kepolisian sedikit demi sedikit mulai menyingkap, sejalan dengan makin banyaknya bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan. Namun keraguan dan kekhawatiran akan tuduhan itu juga muncul dari tokoh-tokoh masyarakat. Polemik pun tidak terhindarkan.

Dunia pariwisata Bali yang semula meriah tibatiba berubah sunyi. Sejumlah perjalanan yang sudah dipersiapkan jauh hari, dibatalkan seketika. Hotel-hotel menjadi sepi. Para pengrajin mengurangi produksinya. Beberapa restoran yang biasanya dipenuhi orang asing tutup. Banyak orang Bali kehilangan pekerjaan. Korankoran lokal mulai memberitakan kesulitan dan penderitaan masyarakat Bali akibat kejadian itu. Diikuti dengan sumpahserapah terhadap pelaku tindakan teror itu.

Tiba-tiba wajah Imam Segoro muncul di halaman depan surat kabar. Ia dianggap salah satu tokoh penting di balik peledakan itu. Sementara dari negeri jiran Singapura, muncul nama organisasi Majelis Islamiah disingkat MI yang disebut-sebut berada di belakang peristiwa di Kuta itu. Katanya MI berafiliasi ke Al-Qaeda yang dipimpin Osama bin Laden. Di Indonesia sama sekali tidak pernah terdengar nama organisasi itu.

Mujahid kaget membaca berita itu. Pikirannya mulai tidak tenang. Kekhawatiran mulai muncul.

“Cepat atau lambat Polisi pasti akan mencari saya”, pikirnya.

“Tapi belum tentu Imam membuka mulut tentang pertemuan mereka di Denpasar”, pikirnya untuk menghibur diri.

“Kalau toh dia menceritakannya, bukankah dirinya tidak terlibat baik langsung maupun tidak langsung”, pikirnya lagi untuk menenagkan diri yang gelisah.

Tapi perasaan cemasnya tidak mau hilang, malah semakin hari semakin bertambah. Kadang-kadang muncul keinginannya untuk mengkonsultasikan masalah yang dihadapinya pada orang yang mengerti hukum. Tapi Ia khawatir, jangan-jangan tindakannya itu malah akan mengundang masalah. Akhirnya Ia putuskan untuk bersikap seperti biasa. Cara yang dipilihnya untuk mengatasi kecemasannya adalah sebanyak mungkin berada di luar rumah. Ia berpindah dari satu masjid ke masjid lainnya. Kadang-kadang Ia bermalam di masjid atau di rumah sahabatnya. Kalau kangen, la menelepon sang istri. Tapi pikirannya juga cemas akan hal itu. Jangan-jangan HPnya atau telpon milik sang Istri sudah dipasangi alat penyadap. Karena itu, Ia menghindari untuk berkomunikasi lewat telepon. Bila perasaan rindu pada anak-anaknya muncul, Ia pulang malam hari di atas pukul sebelas. Dan menjelang Subuh Ia sudah pergi lagi.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar