Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-26): Tawaran Pengacara

Menanti Kabar Buah Hati
Muhammad Najib, Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Karya: Muhammad Najib, Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

Hajinews.id – “Selamat siang!”, terdengar suara seorang laki-laki di depan pintu rumah Bu Bisri.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Selamat siang…”, jawab Bu Bisri sambil bergegas ke depan.

Di depan pintu rumahnya berdiri seorang lelaki berpenampilan rapi dan seorang wanita muda dan cantik. Keduanya tersenyum. Di depan pagar rumah Bu Bisri, tampak sebuah Mitsubishi Pajero.

“Kenalkan Bu, Saya Putra Nusantara, pengacara dan ini sekretaris Saya. Kantor Saya di Surabaya. Ini kartu nama Saya”, ucap lelaki itu sambil menyodorkan sebuah kertas kecil.

Bu Bisri membaca kartu nama di tangannya. Laki-laki itu besar, mengenakan kemeja putih dengan dasi merah.

“Silakan masuk…! Bapak mau cari siapa?”, tanya Bu Bisri.

“Apa betul ini keluarga Mujahid?”, tanyanya.

“Ya, betul”.

“Begini, Bu! Saya bermaksud membantu keluarga Ibu, sesuai dengan profesi Saya. Adat hidup itu kan harus tolong menolong”.

“Maaf, ya. Saya belum ngerti, maksudnya bagaimana?”.

“Mujahid anak Ibu kan sekarang dalam kesulitan, tentu Ia memerlukan bantuan orang-orang yang dapat membebaskannya”.

“Bapak tahu dari mana tentang anak Saya?”.
“Berbagai media sudah memuatnya, Bu! Disamping itu sebagai seorang pengacara Saya punya jaringan”.

“Bantuannya seperti apa, ya, Nak?”.

“Nanti akan Saya ceritakan”.

“Begini Nak, ya. Ibu ini orang bodoh. Kalau tidak keberatan nanti bicara sama ayahnya saja. Tidak lama lagi Ia akan pulang, paling-paling satu jam lagi”, kata Bu Bisri meyakinkan sang tamu dengan penuh hasrat.

“Kalau begitu Saya pamit dulu, Bu. Dua jam lagi Saya akan kembali”, katanya dengan sangat santun.

Sang pengacara dan sekretarisnya yang muda dan cantik berpamitan. Mereka naik ke mobilnya. Sang sekretaris duduk di depan di samping sopir, dan Ia sendiri duduk di tengah. Pengacara itu membuka kaca mobil kemudian membungkukkan badannya sedikit sambil melambai pada Bu Bisri saat meninggalkan jalan berdebu yang belum diaspal. Bu Bisri memandangi mobil itu dalam diam sampai berbelok ke jalan besar beraspal.

Ketika Pak Bisri pulang, sang Istri langsung menyongsongnya. Bu Bisri mengambil tangan suami, lalu mencium bagian punggungnya. Sesudah itu Ia ambil tas kulit tuanya.

“Mau langsung makan atau mau shalat dulu, Pak?”, tanya Bu Bisri.

“Saya mau shalat dulu”, kata Pak Bisri sambil masuk ke kamar sementara Bu Bisri pergi ke dapur menyiapkan makan.

Beberapa saat kemudian Pak Bisri keluar dari kamar mengenakan sarung dan kaos oblong. la langsung ke ruang makan.

“Apa sudah siap, Bu?”, tanya Pak Bisri sambil membuka tudung saji yang menutupi nasi dan lauk-pauknya.

“Sudah Pak. Cuma kurang ini saja. Kuahnya sengaja Saya hangatkan lagi”, kata Bu Bisri sambil membawa mangkuk yang mengepulkan asap ke udara.

Pak Bisri mulai menyendok nasi, mengambil ikan, dan menikmati makan siangnya. Sementa Bu Bisri duduk di sebelahnya. Setelah merasa suasananya tepat, Bu Bisri menyampaikan berita tentang kedatangan pengacara itu.

“Pak, tadi ada orang datang ke sini”.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *