Tafsir Al-Quran Surat Al-Ahqaf 29-32: Sikap Golongan Jin yang Beriman terhadap Al Quran

Sikap Golongan Jin yang Beriman terhadap Al Quran
Prof. Dr. KH Didin Hafidhuddin, Anggota Dewan Penasihat Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Ahad, 29 Januari 2023

Oleh: Prof. Dr. KH Didin Hafidhuddin, Anggota Dewan Penasihat Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Disarikan oleh Prof. Dr. Bustanul Arifin

Hajinews.id – Alhamdulillahi rabbil a’lamin. Kita dapat berjumpa lagi secara online dalam rangka meneruskan kajian tafsir Al-Quran pada pagi ini Hari Ahad tanggal 29 Jumadil Akhir 1444 H bertepatan dengan tanggal 22 Januari 2023, untuk mendalami ayat-ayat Allah. Insya Allah kita meneruskannya dengan Surat Al-Ahqaf 29-32, “Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Muhammad) serombongan jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur’an, maka ketika mereka menghadiri (pembacaan)nya mereka berkata, “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)!” Maka ketika telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. 30. Mereka berkata, “Wahai kaum kami! Sungguh, kami telah mendengarkan Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan setelah Musa, membenarkan (kitab-kitab) yang datang sebelumnya, membimbing kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Wahai kaum kami! Terimalah (seruan) orang (Muhammad) yang menyeru kepada Allah. Dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Dia akan mengampuni dosa-dosamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. Dan barangsiapa tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah (Muhammad) maka dia tidak akan dapat melepaskan diri dari siksa Allah di bumi padahal tidak ada pelindung baginya selain Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.”

Dua golongan makhluq Allah SWT yang diperintah untuk menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya, adalah manusia dan jin. Seperti tercantum dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 56, “Dan tidak Aku ciptakan manusia dan jin kecuali untuk beribadah kepadaku”. Jin adalah makhluq ghaib, tidak terlihat kita manusia. Tapi. kita percaya kepada hal-hal yang ghaib, walau pun tidak terlihat, sebagaimana tercantum dalam Al-Quran. Allah SWT menjelaskan tentang karakter jin, ada yang shalih dan ada yang kafir. Perhatikan Surat Al-Jinn ayat 11-13, “Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada yang shalih dan ada (pula) kebalikannya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.Dan sesungguhnya kami (jin) telah menduga, bahwa kami tidak akan mampu melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di bumi dan tidak (pula) dapat lari melepaskan diri (dari)-Nya. Dan sesungguhnya ketika kami (jin) mendengar petunjuk (Al-Qur’an), kami beriman kepadanya. Maka barangsiapa beriman kepada Tuhan, maka tidak perlu ia takut rugi atau berdosa. Dan di antara kami ada yang Islam dan ada yang menyimpang dari kebenaran. Siapa yang Islam, maka mereka itu telah memilih jalan yang lurus. Dan adapun yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi bahan bakar bagi neraka jahanam.” Dari ayat-ayat ini jelas pesannya bahwa kita tidak boleh menjadikan jin sebagai pelindung, karena mereka ada yang beriman dan ada yang kufur. Hanya Allah lah yang kita boleh jadikan sebagai pelindung.

Sejarah turunnya (Asbabun Nuzul) Surat Al-Ahqaf di atas adalah ketika Rasulullah SAW melakukan shalat tahajjud di malam hari sambil membaca Al-Quran yang dikeraskan atau dilafadlkan. Sekelompok jin (kurang dari sepuluh jin) mendengar bacaan Al-Quran itu. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk melafadlkan atau mendzahirkan bacaan Al-Quran pada waktu shalat tahajjud. Jangan pelan-pelan saja, karena ada yang mengatakan melafadlkan bacaan Al-Quran itu memperbaiki kesehatan tubuh. Pada masa sahabat Rasulullah SAW dahulu, setelah lewat tengah malam atau pada saat sepertiga malam, suasana perkampungan sangat ramai terdengar bacaan Al-Quran dari rumah-rumah sahabat. Pemimpin jin yang mendengarkan bacaan Al-Quran Rasulullah SAW itu berkata kepada anak buahnya, “Anshitu… diamlah. Dan dengarkan bacaan Al-Quran. Kemudian, para jin yang mendengar itu lansung pergi bergegas kepada kaumnya dan menyampaikan dakwah untuk beriman kepada Allah SWT. “Wahai kaum kami, penuhi oleh kalian pada Rasul yang mengajak pada Allah SWT dan berimanlah kalian kepada Allah SWT. Anda akan mendapatkan dua hal: Allah akan mengampuni dosa-dosa kalin dan akan menyelamatkan kalian dari adzab yang sangat pedih. Barangsiapa yang tidak memenuhi panggilan Allah, maka ia tidak akan keluar dari kekuasaan Allah dan ia berada pada kesesatan yang nyata”.

Terdapat kolaborasi orang-orang yang jahat dengan jin yang jahat. Perhatikan Surat Al-Ana’am ayat 112. “Dan demikianlah untuk setiap Nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari syetan-syetan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama apa (kebohongan) yang mereka ada-adakan.” Sekali lagi, iblis adalah Bapak besar dari jin. Perilaku jahatnya adalah syetan. Jadi, perilaku syetan itu berasal dari golongan jin dan manusia. Jadi, jika ada penyebar kebohongan (hoax) yang dahsyat, maka ia termasuk perilaku syetan, sehingga menjadikan suatu keburukan menjadi kebaikan. Atau sebaliknya, suatu keburukan menjadi kebaikan. Itu untuk menipu orang-orang yang tidak benar. Kita dianjurkan untuk memperkuat keimanan dengan cara berlindung kepada Allah SWT. Kita jangan terlalu dekat dengan kebohongan atau penyebar kebohongan, yang dimaksudkan untuk menipu tersebut. Bahkan, sebelum kita memulai membaca Al-Quran itu kita dianjurkan untuk berlindung kepada Allah SWT dari godaan syetan yang terkutuk. Syetan adalah sumber kejahatan dan kebejatan, karena syetan itu adalah musuh yang nyata. Tapi, kita tidak boleh takut kepada jin dan kepada (perilaku) syetan jika kita senantiasa memperkuat keimanan dan berlindung kepada Allah SWT. Pelajaran penting lainnya adalah bahwa jin saja begitu takjub dalam mendengarkan Al-Quran dan ayat-ayat Allah SWT, seharusnya kita manusia lebih dari itu. Kita dianjurkan untuk senantiasa membaca Al-Quran, mendengarkan dan menyimaknya dengan baik, insya Allah kita akan mendapatkan rahmah Allah SWT.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *