Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-29): Menjadi Saksi

Menjadi Saksi
Muhammad Najib, Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Karya: Muhammad Najib, Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hajinews.id – Pengadilan Negeri Denpasar pagi itu tidak seperti biasanya. Puluhan mobil parkir di sepanjang jalan di luar gedung Pengadilan, karena tempat parkir di dalam tidak boleh dipakai. Puluhan polisi lalu-lalang di sepanjang jalan. Penjagaan ketat terasa sejak memasuki gerbang gedung itu. Semua tas yang dibawa harus dibuka di depan polisi yang bertugas. Dua mobil panser nongkrong di halaman pengadilan. Sejumlah polisi dengan senjata laras panjang mengawasi setiap orang yang lewat dengan
siaga penuh. Hanya orang tertentu yang boleh masuk ke ruang pengadilan. Yang lainnya harus mengikuti jalannya pengadilan dari luar lewat pengeras suara. Para pengunjung yang diijinkan masuk harus melalui metal detector.

Sebuah mobil tahanan berbentuk boks yang berjendela jeruji di bagian samping dan belakangnya masuk ke halaman, dikawal oleh sebuah mobil kijang bak terbuka. Di bagian belakang kijang itu duduk delapan orang polisi saling membelakangi dengan senjata laras panjang di tangan. Setelah mobil berhenti, polisi-polisi itu melompat dengan sigap menyongsong mobil di depannya. Suara sang komandan terdengar memberikan aba-aba, dua orang kemudian maju membuka kunci pintu mobil tahanan, sementara yang lainnya tetap sigap dengan sikap sempurna. Dua orang polisi yang lainnya menyongsong seseorang yang berada di dalam mobil itu. Seseorang berperawakan sedang, berkulit bersih, dan berambut lurus berjalan tenang diapit polisi. Ia tersenyum melihat banyak kamera yang diarahkan pada dirinya. Ia memasuki ruangan tempat Hakim, Jaksa, dan Pembela sudah menunggu. Setelah duduk di kursi yang telah disediakan, dua orang polisi yang mengawalnya kembali ke luar ruang sidang.

Terdakwa kemudian dipersilakan duduk di kursi yang berada di tengah-tengah ruangan, tepat di depan Hakim. Sebelum duduk, Imam tiba-tiba memutar tubuhnya ke arah pengunjung dan para wartawan. “Allahu Akbar…! Allahu Akbar…!”, teriaknya dengan suara keras sambil mengepalkan kedua tangannya ke atas. Puluhan kamera diarahkan ke wajahnya diikuti dengan lampu-lampu blitz kamera para wartawan yang menyilaukan pandangan. Dengan senyum puas, kemudian Ia duduk di kursi terdakwa menghadap pada Hakim di depannya.

Hakim kemudian mengecek identitas terdakwa dan menanyakan kondisi kesehatannya untuk mengikuti sidang. Imam Segoro menjawab tenang, kondisi kesehatannya baik untuk mengikuti persidangan. Bagi Imam proses pengadilan kali ini adalah pengadilan yang kesekian kalinya. Ia yang dituntut hukuman mati oleh Jaksa, harus mendengarkan saksi-saksi yang diajukan, baik saksi yang meringankan maupun saksi yang memberatkan.Hakim memanggil saksi pertama masuk ke ruang sidang. Seorang pemuda dengan kulit putih bersih, rambut hitam

ikal dikawal petugas memasuki ruang sidang kemudian diantar ke kursi saksi. Wajahnya tenang, selalu merunduk menghindari sorotan kamera.

“Alhamdulillah, Anakku ternyata masih sehat”, seru Bu Bisri bergumam sambil menoleh ke arah sang menantu yang duduk gelisah di sebelah Kirinya.

“Kasihan, badannya lebih kurus”, lanjutnya dengan nada haru sambil mengeratkan pelukannya pada sang menantu yang hari itu mengenak pakaian dan kerudung hitam.

“Ternyata kuku dan giginya masih utuh”, katanya lagi.

Sang Ayah yang duduk di sebelah Kanannya menyenggol pelan dengan menggunakan siku Kirinya, mengingatkan agar sang Istri tenang

“Sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum”, kata Hakim yang duduk di tengah, kemudian mengetukka palu sebanyak satu kali. Setelah menyampaikan beberapa pertanyaan yang dijawab dengan tegas oleh Mujahid yang berstatus sebagai saksi, Ia mempersilahkan Jaksa Penuntut untuk mengutarakan pertanyaan-pertanyaannya.

“Saudara kenal dengan terdakwa?”, tanya Jaksa memulai.

“Kenal”, kata Mujahid singkat.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *