Hajinews.id – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengaku saat ini tengah berkunjung ke Arab Saudi untuk membangun kerja sama (syirkah) dengan Syarikah atau penyelenggara haji yang ditentukan pemerintah Arab Saudi.
Anggota BPKH 2017-2022 Indra Gunawan mengaku kerja sama ini dijalin agar terbangun nilai tawar yang setara. Pasalnya, Indonesia merupakan negara dengan jumlah jemaah haji terbesar atau sekitar 200 ribu lebih orang.
“Kepala BPKH dan anggota pelaksana sedang berangkat ke Arab Saudi untuk istilahnya membangun syirkah yang sama, supaya punya level playing field yang sama, bargain yang sama,” kata Indra di Jakarta Timur, Senin (30/1).
Tak hanya jemaah haji yang besar, Indra mengaku jemaah umroh yang dikirim Indonesia tiap tahun mencapai hampir 2 juta orang. Artinya, dengan pasar yang besar ini semestinya bisa terbangun kerja sama G2G (government to government) yang saling menguntungkan dua pihak.
“Mungkin dari Pak Presiden, Wapres, Kementerian Agama, dan kami melakukan lobi diplomatik supaya ada equal dealing treatment bersama-sama, membangun bisnis bersama-sama. Tadi kami usul ada tax treaty antar ekspor impor perdagangan Indonesia-Arab Saudi. (Jadi) tidak hanya investasi, tapi beyond investasi, karena ini market terbesar ya jemaah Indonesia untuk Arab Saudi,” kata Indra.
Lebih jauh, menurutnya, rencana investasi pada syarikah yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi itu saat ini sedang dalam tahap konsultasi dengan Kementerian Agama. Utamanya terkait regulasi dan teknis lain yang perlu dipersiapkan.
Untuk itu, Indra tak bisa memastikan secara rinci waktu implementasi investasi tersebut.
“Kami akan melakukan investasi kalau syirkah entitas bisnisnya sudah di-approve oleh Kerajaan Arab Saudi dan kami bisa sejajar dengan syirkah-syirkah yang lain, supaya bisa memberi service yang terbaik untuk jemaah Indonesia,” tegasnya.