Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-31): Mengadili Ulama

Menuju Pakistan
Muhammad Najib, Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Karya: Muhammad Najib, Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hajinews.id – Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pagi itu tidak seperti biasa. Setengah badan jalan di depan kantor pengadilan itu ditutup. Ratusan polisi dengan berbagai perlengkapan anti huru-hara tampak di sepanjang jalan dengan sikap penuh waspada. Sementara gelombang manusia yang mayoritas mengenakan gamis berwarna putih dengan kopiah haji di kepala terus datang secara bergelombang. Bahkan sebagian dari mereka membawa spanduk dengan berbagai tulIsan. Di antara tulisan yang tampak berbunyi, “Indonesia Sudah Menjadi Jongos Amerika”, yang tampaknya dimaksudkan untuk menyindir lembaga pengadilan yang hanya memenuhi pesanan Amerika.

Spanduk lain berbunyi: “Ustaz Za’far ditangkap, Alex Morotae dilepas”. Sebuah kecaman terhadap sikap yang dianggap diskriminatif atau perlakuan tidak adil terha tokoh Islam. Alex Morotae merupakan tokoh utama gerakan separatis Republik Maluku Selatan yang bisa lepas dan kabur ke Amerika saat masih dalam status tahanan. Banar-banar itu mencerminkan protes atau kekecewaan mereka pada sikap Pemerintah Indonesia yang dipandang tidak menghormati ulama.

Sambil bergerak mereka terus menyanyikan nasyid-nasyid dengan syair perjuangan. Beberapa di antara mereka juga terus memberikan semangat dengan teriakan-teriakan, “Amerika Kita Setrika dan Inggris Kita Linggis”, atau slogan-slogan yang bernada mengecam, sehingga suasana terasa mencekam.

Hanya sebagian dari demonstran yang diijinkan masuk, hal ini dilakukan aparat mengingat sangat terbatasnya kapasitas ruang sidang. Sementara yang lainnya harus puas mengikuti proses sidang dari luar gedung lewat pengeras suara. Banyak dari mereka yang protes dan mendesak ingin masuk. Terjadi perang mulut antara beberapa pemuda dengan petugas, sehingga menambah tegang suasana.

“Saudara-saudaraku sekalian, kita harus menunjukkan akhlakul karimah sebagaimana diajarkan Islam dan dicontohkan Rasullullah. Kita harus mampu memberikan ketauladanan kepada mereka walaupun kita sedang
dizalimi”, terdengar suara Ustaz Za’far berupaya menenangkan para pendukungnya lewat pengeras suara dari dalam ruangan sidang. Mendengar himbauan itu, para pemuda yang masih berada di luar spontan berubah tenang, lalu mencari tempat yang teduh untuk mengikuti jalannya sidang lewat pengeras suara. Lewat pengeras suara terdengar suara Hakim mengumumkan sidang dimulai, diikuti dengan ketukan palu satu kali.

“Nama Saudara?”, tanya sang hakim untuk memastikan identitas terdakwa.

“Za’far bin Basyir”, jawab sang Ustaz dengan suara berwibawa. Setelah mengecek beberapa identitas lain untuk memastikan terdakwa, Hakim lalu memberikankesempatan Jaksa Penuntut Umum untuk mengutarakan berbagai pertanyaan pada terdakwa.

“Apakah betul Saudara pemimpin MI?”, tanya Jaksa.

“Saya tidak pernah tahu apa itu MI”, bantah Ustaz Za’far.

“Berdasarkan informasi yang Kami dapat, Saudara pernah datang ke Mindanao, Filipina Selatan, untuk menghadiri prosesi pelantikan beberapa orang teroris asal Indonesia”.

“Saya hanya pernah ke Malaysia dan Singapura”.

“Untuk apa Saudara ke sana?”, tanya jaksa mengejar.

“Untuk berdakwah dan mengajar ngaji”.

Berdakwah dan mengajar ngaji, tapi juga telah mendorong para pemuda di sana untuk melakukan tindakan-tindakan teror sehingga membuat resah masyarakat”.

“Saya hanyalah seorang ustaz yang menyerukan amar ma’ruf nahi mungkar”, tangkis Ustaz dengan nada datar.

“Apa yang Saudara maksud dengan kalimat Arab tadi?”, tanya Jaksa tak mengerti.

“Huu…!”, terdengar koor mengejek dari para hadirin yang menyaksikan    proses pengadilan itu. Tok tok tok! Mohon tenang…!”, pinta Hakim.

“Amar ma’ruf nahi mungkar itu adalah perintah Allah dalam Al-Quran agar Kita mengajak manusia pada perbuatan yang baik dan mencegah perbuatan yang tidak baik”, kata Ustaz Za’far menjelaskan seperti layaknya seorang guru kepada muridnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *