Khutbah Kedua:
أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَنَا مُحَمَّدٌ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ:
Di antara perkara yang dapat membantu kita untuk tetap bertakwa kepada Allah tatkala sedang bersendirian adalah selalu mengingat bahwasanya kita akan dihisab oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Para ulama sepakat bahwa apabila seseorang berdosa kemudian bertaubat dan beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dosanya akan dihapus oleh Allah. Hukumannya akan dihapus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tetapi para ulama berbeda pendapat tentang catatannya, apakah terhapus ataukah tidak. Sebagian ulama berpendapat, catatannya dihapus bersama siksaannya. Mereka berdalil dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” [Quran Hud: 114].
Mereka juga berdalil dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا
“Ikuti perbuatan burukmu dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik itu akan menghapusnya.” (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).
Adapun pendapat yang kedua, dan pendapat inilah yang dipilih oleh para muhaqqiq. Sebagaimana kata Ibnu Hajar, “Yang dihapus adalah dosa dan hukuman. Adapun catatan tidak dihapus.” Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” [Quran Al-Zalzalah: 7-8].
Adapun yang dimaksud dengan:
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” [Quran Hud: 114].
Maksudnya menghapus hukumannya. Tidak menghilangkan catatannya. Dari Shafwan bin Muhriz bahwa seorang laki-laki pernah bertanya kepada Ibnu Umar, “Bagaimana Anda mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang An Najwa (bisikan di hari kiamat)?” Ibnu Umar menjawab,
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
اللهم افتح بيننا وبين قومنا بالحق وأنت خير الفاتحين.
اللهم إنا نسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعملا متقبلا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
***