Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-32): Vonis 20 Tahun

Vonis 20 Tahun
Muhammad Najib, Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Karya: Muhammad Najib, Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

SERI-32

Hajinews.id – Berbeda dengan Imam Segoro, saat Mujahid diadili tidak ada wartawan asing yang meliput. Hanya beberapa wartawan lokal yang hadir. Pengamanan juga tidak ketat. Tidak banyak pengunjung yang hadir, kecuali Nu Jannah yang diapit oleh kedua mertuanya. Saat Mujahid digiring masuk dan duduk di kursi terdakwa, Ia berusaha menghindar dari tatapan istri dan kedua orangtuanya, berpura-pura tak melihat Mereka. Walaupun Ia tahu Mereka bertiga ada di ruang sidang itu.

Setelah memastikan terdakwa dalam keadaan sehat, Hakim lalu membacakan dakwaannya yang panjang lebar. Akhirnya hukuman dua puluh tahun dijatuhkan pada Mujahid. Palu diketukkan tiga kali. Mendengar keputusan itu, Mujahid yang selama proses pengadilan tampak tegar, tiba-tiba tertunduk lemas.

Mungkinkah Aku akan mengawinkan Anakku Ira saat Aku masih di penjara? Adakah pemuda akan mau menyuntingnya? Apakah Nur setia menungguku dalam waktu yang begitu panjang? Pikirannya terus bergerak menerawang ke mana-mana, sampai dua tangan kekar menyadarkannya kemudian membawanya meninggalkan ruangan.

Tidak! katanya dalam hati. Aku tidak boleh lemah dan tidak boleh tampak lemah, agar teman-temanku yang sedang berjihad terus melanjutkan perjuangan ini. Aku tidak boleh menyesal, karena hal itu hanya akan mengurangi nilai perjuanganku dan mengurangi kadar ketulusanku. Aku harus tetap yakin, janji Allah pasti. Aku titipkan istri dan anak-anakku, ya Allah…! bibirnya tiba-tiba bergerak-gerak tanpa suara.

Ketika langkahnya mendekati pintu keluar, Ia berhenti sejenak. Digerakkannya pandangannya ke arah sang istri dan kedua orangtuanya. Ditatapnya wajah-wajah Mereka tanpa berkedip. Cara pandang yang sama sekali berbeda dengan biasanya. Sebuah ekspresi seolah-olah Ia berkata, “tegarlah, bertahanlah ! Allah pasti akan memandu dan menolong kalian!”. Dengan senyum getir yang dipaksakan Ia kemudian meninggalkan Mereka bertiga yang masih terpaku di kursinya masing-masing.

Mujahid lalu diantar masuk ke mobil tahanan. la duduk sendiri di bangku kayu dalam ruangan yang panas dan pengap dengan sedikit udara. Wajah istri dan anakanaknya terus muncul, seolah-olah tidak rela melepasnya. Mujahid terus berjuang untuk mengatasi masalah ini dengan membaca ayat-ayat Al-Quran yang berbicara masalah pengorbanan para syuhada yang tidak sia-sia di mata Sang Khalik. Ia kemudian teringat pepatah Syaikh Salman Fahd Audah, “jika bukan karena nyala api yang membakarnya, aroma harum kayu gahru takkan ada yang tahu”.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *