Menurut dia, toleransi, kerukunan antar pemimpin organisasi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di Pasuruan tampak sangat harmonis. Meskipun ada perbedaan dalam pandangan dan keyakinan, perbedaan pendapat mengenai isu-isu sosial, politik, dan agama, serta perbedaan gaya kepemimpinan.
Namun, kedua organisasi ini memiliki komitmen untuk bekerja sama dan memelihara harmoni sosial dengan mempromosikan kerja sama dan toleransi antar kelompok agama dan budaya.
Abu Nasir juga mengapresiasi terhadap panitia dan pembuat simbol Musyda ke 8 Kota Pasuruan, Zuhdi Humaidi.
”Simbol Tugu Alun-alun menandakan berbagai macam produk budaya yang ada di Kota Pasuruan bisa kita jadikan sebagai dasar untuk maju bersama Pemerintah Kota Pasuruan,” tandasnya.
Di akhir pidato Abu Nasir menyampaikan pantun untuk wali kota dan wakil walikota.
Ikan sembilang dimasak di kuali
Membara api mengepul
Selamat datang pak wali dan wakil wali kota
I love you full
Sambutan pun diakhiri salam dan tepuk tangan meriah dari para peserta Musyda.