Kisah Lucu Abu Nawas: Menangkap Harimau Berjenggot Genit yang Menggoda Istrinya

Menangkap Harimau Berjenggot Genit
Menangkap Harimau Berjenggot Genit. Foto: unsplash
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



“Ke mana aku harus bersembunyi,” tanyanya kepada istri Abu Nawas.

“Tuan penghulu, silakan bersembunyi di dalam kandang itu,” ujar istri Abu Nawas lalu menunjuk kandang yang terletak di dalam kamar Abu Nawas.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Tanpa pikir panjang lagi penghulu itu masuk ke kandang tersebut dan menutupnya dari dalam. Sedangkan istri Abu Nawas segera membuka pintu, sambil menengok ke kiri-kanan.

Abu Nawas masuk ke rumah. “Hai Adinda, apa yang ada di dalam kandang itu?” tanya Abu Nawas.

“Tidak ada apa-apa,” jawab istrinya.

“Apa putih-putih itu?” tanya Abu Nawas, lalu dilihatnya penghulu itu gemetar karena malu dan ketakutan.

Setelah delapan hari, sesuai janji dengan Raja, Abu Nawas memanggil delapan kuli untuk memikul kandang tersebut ke Istana. Bagdad menjadi gempar karena orang-orang ingin melihat harimau berjenggot.

Seumur hidup, jangankan melihat, mendengar harimau berjenggot pun belum pernah. Kini Abu Nawas malah dapat seekor. Mereka terheran-heran akan kehebatan Abu Nawas. Tetapi begitu dilihat penghulu di dalam kandang, mereka tidak bisa bilang apa-apa selain mengiringi kandang itu sampai ke Istana hingga menjadi arak-arakan yang panjang.

Si penghulu malu bukan main. Tidak lama kemudian sampailah iring-iringan itu ke dalam Istana. “Hai Abu Nawas, apa kabar?” tanya Raja, “Apa kamu sudah berhasil mendapatkan harimau berjenggot?”

“Berkat dan doa Raja, alhamdulillah hamba berhasil,” jawab Abu Nawas enteng.

Maka dibawalah kandang itu ke hadapan Raja. Ketika Raja hendak melihat harimau tersebut, si penghulu memalingkan mukanya ke arah lain dengan muka merah padam karena malu. Akan tetapi ke mana pun ia menoleh, ke situ pula Raja memelototkan matanya.

Tiba-tiba Raja menggeleng-gelengkan kepala dengan takjub, sebab menurut penglihatan beliau yang ada di dalam kandang itu adalah penghulu mushola.

Abu Nawas buru-buru menimpali, “Ya tuanku, itulah harimau berjenggot.”

Akan tetapi Raja tidak cepat tanggap. Ia termenung sesaat. Kenapa penghulu dikatakan harimau berjenggot? Tiba-tiba Raja bergoyang ke kiri dan ke kanan seperti orang berdoa.

“Hm, hm, hm oh penghulu.”

“Iya, Tuanku Syah Alam,” kata Abu Nawas, “Perlukah hamba memberitahukan kenapa hamba dapat menangkap harimau berjenggot ini di rumah hamba sendiri?”

“Iya, iya,” ujar Raja sambil menoleh ke kandang itu dengan mata berapi-api. “Iya aku maklum sudah.”

Bukan main murka Raja kepada penghulu itu, sebab ia yang semestinya menegakkan hukum, ia pula yang melanggarnya, ia telah berkhianat. Raja segera memerintahkan penggawa mengeluarkan penghulu dari kandang dan diarak keliling pasar setelah sebelumnya dicukur segi empat agar diketahui oleh seluruh rakyat betapa aibnya orang yang berkhianat.

Wallahu a’lam bishawab.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *