Ini Dia Sosok Haman, Menteri Segala Urusan di Zaman Firaun

Ini Dia Sosok Haman
Haman, Menteri Segala Urusan di Zaman Firaun
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



“Iya paduka, saya keberatan!” jawab Haman penuh tipu muslihat.

“Apa kamu sudah mau berbuat makar seperti Musa?! Apa kamu sudah membangkang seperti para penyihir itu?” tanya Firaun mulai geram.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Tidak paduka Raja Firaun yang Mahatinggi! Hamba masih tetap setia!” jawab Haman tersenyum.

“Lantas kenapa kamu keberatan, hah?!! Apa kamu tidak sanggup membangunkan infrakstruktur untuk rajamu ini?!” Firaun mulai tak sabar menunggu jawaban Haman.

“Bukan begitu Paduka Raja Firaun!”

“Lantas?!” tanya Firaun.

“Meskipun kita bangunkan menara langit, kita tidak akan temukan Tuhan Musa di sana!” jawab Haman meyakinkan.

“Kenapa? Ada apa?!” tanya Firaun mengernyitkan keningnya.

“Sebab Tuhan Musa itu tidak ada. Hanya engkaulah Tuhan itu. Hanya dirimu pemilik Mesir dan Nil ini. Engkau Firaun yang Tinggi!” ujar Haman menyanjung Firaun sekaligus melecehkan Tuhan Musa.

Lantas Firaun berterik di hadapan rakyatnya “Ana Rabbukumul “Ala! Akulah Tuhan kalian yang Tinggi!”

Demi mendengar sanjungan sedemikian tinggi dari Haman, kian melambunglah kecongkakan Firaun dengan segala kepercayaan dirinya. Sujud sembahlah mereka yang terlanjur mengagumi Fir”aun dengan segala keyakinannya.

Itulah sekilas deskripsi Haman yang dideskripsikan oleh Ibnu Katsir di dalam Qishashul Anbiya. Begitulah peran sentral Haman yang monemental dengan segala kejahatan dan sifat penjilatnya. Dia tampil sebagai tokoh antagonis kedua setelah Firaun.

Meski dia bukan seorang Firaun, boleh jadi peran sentralnya melebihi seorang Fir”aun sekalipun, sebab dialah penasehat dan pembenar segala kesalahan dan kezhaliman Fir”aun.

Dan begitulah sejarah selalu berulang pada setiap zamannya. Begitulah al-Quran mengajari kita sejarah.

Tugas kita bukan membenci Firaun atau pun Haman, akan tetapi tugas kita hari ini meneguhkan terus berjuang bersama siapa? Bersama Musa ataukah Firaun, Haman atau kah ulama Firaun bernama Bal”aun bin Aura.

Jika tidak mampu menjadi Musa, minimal kita tak menjadi musuhnya atau menjadi pengikut Bani Israel yang terkesan netral; tidak memiliki prinsip kebenaran yang harus diperperjungkan dengan mengatakan, “Pergilah engkau wahai Musa berperang berdua bersama Tuhan kamu, kami hanya ingin duduk menunggu saja di sini!”

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *