Hajinews.id – Peristiwa Isra Mi’raj merupakan ujian iman bagi umat Islam pemula. Beberapa dari mereka yang murtad karena profesi Nabi Muhammad melihat hal-hal yang menurut mereka tak masuk akal.
Abu Jahal mengejek Isra Mi’raj . Pada saat yang sama Abu Bakar di sini menerima undangan terhormat dari Nabi SAW sebagai ash-Shiddiq.
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya “Abu Bakar As-Siddiq: Sebuah Biografi” setelah mendengar pengakuan Nabi SAW, orang-orang mendatangi Abu Bakar karena mengetahui keimanan dan persahabatannya dengan Nabi Muhammad SAW. Mereka meriwayatkan apa yang Nabi katakan tentang Isra.
Al-Hakim meriwayatkan dalam Mustadrak bahwa Aisyah berkata:
Para penyembah berhala datang kepada Abu Bakar dan berkata, “Apa pendapatmu tentang sahabatmu? Dia mengatakan bahwa dia dibawa tadi malam ke Baitul-Maqdis.”
Dia menjawab, “Benarkan dia mengatakan demikan?”
Mereka berkata, “Ya.”
Dia berkata, “Dia sungguh-sungguh mengatakan yang sebenarnya. Aku percaya dan membenarkannya dalam hal-hal yang lebih jauh dari itu: berita dari langit turun pada awal pagi dan sore hari.”
Jalal ad-Din as-Suyuti dalamTarikh al-Khulafa mengatakan karena alasan itulah dia disebut ash-Shiddiq (orang yang selalu membenarkan/percaya).
Abu Bakar lalu pergi ke masjid dan mendengarkan Nabi yang sedang melukiskan keadaan Baitul-Maqdis. Abu Bakar sudah pernah mengunjungi kota itu, sehingga dia tahu keadaan di sana.
Setelah Nabi melukiskan keadaan masjidnya, Abu Bakar berkata, “Rasulullah, aku percaya.” Atau dalam riwayat versi lainnya Abu Bakar berkata, “Demi ayah dan ibuku yang jadi tebusanmu, hai Rasulullah! Demi Allah, sesungguhnya engkau benar. Demi Allah, sesungguhnya engkau benar!”Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury dalam bukunya berjudul “Sirah Nabawiyah” menyebut, dalam penelaahannya, ulama Ibnul Qayyim berkata:
Esok harinya tatkala Rasulullah SAW berada di tengah kaumnya, diperlihatkan Allah SWT, berupa tanda-tanda kekuasaan-Nya yang agung. Mereka pun semakin menjadi-jadi dalam mendustakan dan mengejek beliau. Mereka meminta agar beliau menyebutkan ciri-ciri Baitul-Maqdis. Maka Allah menampakkannya, sehingga beliau bisa melihatnya secara langsung.