Kultum 22: Kapan Terjadi Kiamat Adalah Perkara Ghaib

Kapan Terjadi Kiamat Adalah Perkara Ghaib
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Dalam sebuah percakapan yang panjang antara malaikat Jibril dengan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam banyak dibicarakan dalam bentuk tanya-jawab tentang terjadinya Kiamat. Percakapan itulah yang kemudian juga menjadi sebuah hadits yang juga cukup panjang yang dikenal dengan hadits Jibril. Salah satu pertanyaan ada dalam hadits tersebut adalah tentang kapan terjadinya hari Kiamat. Ketika ditanya Jibril tentang ‘kapan’ terjadinya hari Kiamat, maka Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wassalam menjawab,

مَا الْمَسْئُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ

Artinya:

Orang yang ditanya tentangnya tidak lebih tahu daripada orang yang bertanya (HR. Bukhari).

Dari jawaban Rasulullah kepada Jibril tersebut, bisa dipahami bahwa keduanya, baik Jibril maupun Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wassalam, sama sama tidak tahu tentang ‘kapan’ terjadinya Kiamat. Bahkan para Nabi terdahulu, juga tidak ada yang tahu tentang kapan terjadinya hari Kiamat. Hal ini bisa kita pahami dari hadits berikut: “Pada malam aku di-Isra’kan ke langit, aku bertemu dengan Ibrahim, Musa, dan ‘Isa. Beliau (melanjutkan) bersabda, lalu mereka saling menyebutkan tentang perkara Kiamat, selanjutnya mereka mengembalikan perkara mereka kepada Ibrahim, maka beliau berkata, “Aku tidak memiliki ilmu tentangnya, kembalikanlah perkaranya kepada Musa”. Lalu beliau berkata, “Aku tidak memiliki ilmu tentangnya, kembalikanlah perkaranya kepada ‘Isa”. Akhirnya beliau (Rasulullah) berkata, “Adapun kapan terjadinya, maka tidak ada seorang pun yang mengetahui kecuali Allah. Di antara wahyu yang diberikan oleh Rabb-ku Azza wa Jalla kepadaku, sesungguhnya Dajjal akan keluar”. Beliau (lanjutkan) berkata, “Dan aku membawa dua pedang. Jika dia melihatku, maka dia akan meleleh sebagaimana timah yang meleleh”. Beliau (lantas) berkata, “Lalu Allah membinasakannya” (HR Ahmad, Al Hakim, Ibnu Majah).

Jadi berdasarkan apa yang dikatakan oleh Ibrahim ‘Alaihissalam, Musa ‘Alaihissalam, Isa ‘Alaihissalam, dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits yang agak panjang ini, bisa disimpulkan bahwa tidak satupun dari mereka ysng tshu tentang ‘kapan’ terjadinya hari Kiamat. Singkatnya, hanya Allah Subhanahu wata’ala yang tahu hal itu. Bisa juga kita katakana bahwa ‘kapan’ terjadinya hari Kiamat adalah ‘rahasia Allah Subhanahu wata’ala.

Jika ada seseorang, baik sebagai ustadz atau ulama yang mengaku ‘mengetahui’ lalau mengabarkan bahwa hari Kiamat akan terjadi pada ‘waktu tertentu’, maka jelas hal ini adalah bohong. Perlu juga diketahui bahwa mempercayai kebohongan seperti ini adalah kesesatan dan haram hukumnya. Satu-satunya hal yang diketahui oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah bahwa Kiamat itu sudah dekat. Dan kata dekat itu relatif. Bisa seratus tahun, lima ratus tahun, seribu tahun, ataupun dua ribu tahun.

Demikian juga dengan kata ‘dekat’ yang digunakan dalam berbagai dalil tentang datangnya hari Kiamat. Kata dekat itu sendiri kadang diganti dengan berbagi ‘amtsal’ atau perumpamaan. Amtsal itu misalnya seperti yang digunakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,

بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ

Artinya:

Diutusnya aku dan hari Kiamat bagaikan dua jari ini (HR. Bukhari).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *