Megawati Sindir Pengajian Ibu-ibu, Muslimat NU: Tidak Ada Ibu Pengajian yang Anaknya Telantar

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Jakarta – Pidato Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengaitkan antara aktivitas ibu pengajian sehingga berdampak kepada perhatian terhadap anak ditepis oleh Ketua PP Muslimat NU Mursyidah Thahir.

Sebagai organisasi yang juga menaungi aktivitas keagamaan kaum Muslimah, Mursyidah menegaskan, majelis taklim tidak pernah mengorbankan anak dan keluarga. “Jarang sekali ada ibu-ibu yang rajin pengajian anaknya telantar. Itu tidak ada,” kata Mursyidah lewat sambungan telepon, Senin (20/2/2023).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Mursyidah, waktu pengajian pun sangat fleksibel. Pimpinan majelis taklim biasanya selalu memusyawarahkan tentang waktu sebelum memulai pengajian. Saat ada yang menawarkan jam sembilan pagi kemudian ada jamaah yang keberatan karena harus mengurusi pekerjaan rumah dan anak, penawaran pun direvisi. Waktu pengajian ditawarkan kembali pada jam 10 pagi hingga 11 siang.

“Ibu-ibu jamaah majelis taklim mintanya jam 10 sampai jam 11, alasannya supaya jam 10 itu sudah rapi, anaknya sudah diantar ke sekolah, jam 11 bubaran ngaji anak sudah bisa dijemput, jadi tidak tabrakan,” kata dia.

Mursyidah menjelaskan, kaum ibu majelis taklim justru menjadi orang yang pandai dalam hal manajemen waktu. Sebelum berangkat ke majelis taklim, mereka akan lebih dahulu menyelesaikan pekerjaan rumahnya, termasuk mengantar anak ke sekolah.

“Malah rapi mereka itu, yang rajin ngaji itu, urusan rumahnya rapi, jamnya sudah rapi, ‘jangan jam sembilan, jam 10 saja karena saya antar anak ke sekolah dulu’ jadi disesuaikan waktunya,” kata dia menambahkan.

Ia menambahkan, untuk jamaah majelis taklim yang memiliki anak usia balita pun bisa diajak dan tidak ada larangan. Justru, menurut dia, sangat bagus mengenalkan dan membiasakan anak ikut majelis taklim sedini mungkin.

Dia mengatakan, anak kecil yang sering dibawa ke majelis taklim akan bertemu dengan orang banyak. Kepercayaan diri sang anak jadi terbangun. Dia bukan hanya melihat ibunya, melainkan banyak ibu lainnya yang menyapa.

Apa saja konten yang menjadi materi di majelis taklim? Dia mengungkapkan, tentu saja membahas sesuatu yang tidak diajarkan di sekolah-sekolah formal. Semisal, menurut dia, mengulas masalah haid, nifas, istikhadah, bersuci, dan semua masalah kewanitaan.

Pertama, pada jam 10 pagi itu akan dimulai dengan membaca Asmaul Husna, lalu dilanjutkan dengan membaca Alquran selama 15 menit, kemudian langsung ke acara inti. Acara intinya sesuai dengan tema yang akan dibahas.

“Temanya ya sesuai dengan kepentingan ibu-ibu, kesucian wanita pascamenstruasi, pascanifas, itukan pembahasan spesifik, lalu dalil-dalil, lalu bagaimana mereka melakukan shalat ketika istikhadoh, shalat ketika gak teratur haid, bagaimana mereka berpuasa, yang seperti itu kan tidak diajarkan di sekolah,” tuturnya.

Ustazah Dedeh Rosidah mengungkapkan, tidak perlu khawatir jika kaum ibu yang ikut pengajian, tidak memperhatikan keluarganya. Menurut ustazah yang akrab disapa Mamah Dedeh itu, guru mengajinya sudah tahu cara membagi waktu yang baik.

“Tidak usah khawatir, ibu-ibu yang ikut pengajian, saya sebagai guru mengajinya sudah tahu waktu,” kata Mamah Dedeh kepada Republika, Senin (20/2/2023).

Ia menjelaskan, guru mengaji dan jamaah kaum ibu yang ikut pengajian tahu cara membagi waktu untuk mengurus keluarga, suami, anak-anak, memasak, dan berbenah rumah. Mamah Dedeh menegaskan, justru mereka yang rajin ke pengajian tahu caranya membagi waktu dan menghargai waktu.

“Jangan khawatir, justru ibu-ibu yang rajin ngaji dia tahu persis membagi waktu dan menghargai waktu, kita yang mengatur waktu, bukan waktu yang mengatur kita,” ujar Mamah Dedeh.

Pengajian kaum ibu yang marak di Tanah Air menjadi sorotan Megawati Soekarnoputri. Megawati menyampaikan pidatonya saat menjadi pemateri dalam Seminar Nasional Pancasila dalam Tindakan: “Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana”, di Jakarta Selatan pada Kamis (16/2/2023).

Dalam acara yang dihadiri Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, beberapa menteri, dan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi itu, Megawati membahas masalah anak stunting.

Pada mulanya, Megawati sempat membanggakan prestasinya sebagai perempuan yang bisa membeli kapal dan pesawat. Ia mengajak ibu-ibu supaya meniru kehebatannya. “Eh, saya aja bisa beli kapal, pesawat. Cewek, loh. Lha mbok tiru saya dong, ya. Aduh, gimana sih, ibu-ibu, supaya bisa menyemangati gitu loh,” kata Megawati.

Megawati pun menyinggung kegiatan pengajian kaum ibu yang menyita waktu sehingga lupa mengurus anak. Mega menjelaskan, saat mengikut pengajian, bagaimana anak akan diperhatikan?

“Maaf, ya, sekarang kan budayanya, maaf beribu maaf, kenapa toh seneng banget ngikut pengajian? Iya loh, maaf beribu maaf, iki pengajian sampai kapan to, yo. Anake arep dikapake (anaknya mau dikemanakan?),” ujar ketum PDIP itu.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *