Daftar Donatur Palestina
Hajinews.id — Pegiat media sosial Saeful Zaman mengkritisi sikap Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI yang dinilai sering mempersoalkan apa yang dilakukan Anies Baswedan, mulai dari kegiatan safari politik bersama Nasdem, hingga utang piutang Rp 50 miliar.
Jangan-jangan, sambung Saeful, Bawaslu akan mengeluarkan delik hukum kepada siapapun yang meneriakan ‘Anies Presiden’. Dia pun blak-blakan menyamakan lembaga tersebut dengan buzzer.
“Pak Anis dijegal dari sana-sini, mulai dari tokoh politik dan terbaru Fahri Hamzah. Banyak yang ikut-ikutan mencegah, termasuk Bawaslu. Saya hanya berpikir, jangan-jangan sebentar lagi, teriakan Anies presiden pun kena delik. Luar biasa ini cari terus kelemahannya, sisi-sisi kekurangannya, dan gak ketemu juga,” kata Saeful Zaman, dikutip dari kanal YouTube-nya, Rabu (22/2/2023).
“Kita lihat lah ya bahwa persoalan yang dianggap utang Anise, walaupun sudah bukan hutang karena sudah selesai, tetapi dipersoalkan Bawaslu. Ini Bawaslu atau buzzer? Kok perilaku Bawaslu menjadi sangat mirip dengan perilaku buzzer,” ujarnya.
Saeful awalnya memprotes pernyataan Bawaslu RI yang menilai safari politik Anies kurang etis dan terkesan mencuri start kampanye. Menurut dia, kegiatan yang dilakukan Anies justru memberikan dampak positif kepada masyarakat yang kelak akan memilih pemimpin pada Pilpres 2024 mendatang.
“Justru itu kita selama ini dalam memimpin presiden, wapres, gubernur, bupati, selalu dalam kondisi yang penuh ketergesa-gesah. Cepat-cepet harus memutuskan cuman beberapa waktu satu sampai tiga bulan,” tuturnya.
“Padahal kita harus memilih itu berdasarkan sebuah proses pertimbangan dan salah satu cara mempertimbangkan adalah membandingkan. Kita akan bandingkan, Pak Anis bagaimana kehebatannya dan kekurangannya, Pak Prabowo bagaimana kehebatannya kekurangannya, Pak Ganjar bagaimana,” tandas dia.
