Memprihatinkan, Buta Aksara Al-Qur’an di Indonesia Capai 72%, Waka MPR Ajak Semua Stakeholder Terlibat

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Buta aksara Al-Qur’an di Indonesia mencapai 72%. Wakil Ketua MPR Yandri Susanto mengatakan hal tersebut menjadi persoalan yang mengkhawatirkan. Kemudian Yandri mengajak semua umat Muslim untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan tersebut.

“Kami bersama teman-teman terutama ketua umum lembaga pembinaan literasi Al-Qur’an kita sadar 72% itu angka yang mengkhawatirkan. Bayangkan Indonesia yang mayoritas muslim ternyata ada persoalan serius maka dengan dilantiknya pengurus ini kita berharap semua stakeholder termasuk pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama atau pemerintah daerah itu menyambutnya dengan baik,” kata Yandri kepada wartawan, dalam acara pengukuhan dewan pengurus pusat lembaga pembinaan literasi Quran di Gedung MPR/DPR, Jakarta Pusat, Minggu (5/3/2023).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Yandri mengatakan pihaknya akan membuat langkah untuk melatih para trainer atau mualim agar masyarakat bisa cepat membaca Al-Qur’an. Ia mengaku pihaknya akan mencetak buku panduan yang mudah dipahami dan tersebar cepat ke seluruh Indonesia.

“Gerakannya salah satunya kita latih para trainer atau mualim dengan metode khusus sehingga ada metode sekarang orang bisa cepat bisa membaca Al Quran. Dan kita akan cetak buku panduan yaitu yang gampang dipahami dan itu bisa secara cepat tersebar ke seluruh Indonesia sehingga gerakan ini benar-benar terasa sampai ke akar rumput,” ujar Yandri.

Yandri menyebut akan berdialog dengan Badan Amil Zakat (Baznas) untuk membantu para guru ngaji mendapatkan gaji. Sebab, menurut Yandri, guru ngaji termasuk Asnaf yakni orang-orang yang berhak menerima zakat.

“Ya ini mau saya dialog kan dengan baznas karena kan salah satu golongan yang menerima zakat itu kan orang yang berjuang di jalan Allah salah satunya guru ngaji ‘Fi sabilillah’ itu masuk asnaf. Maka saya akan dan ketua umum Sekjen dari lembaga pembina literasi Al-Qur’an ini ingin memastikan dialog itu berkemajuan untuk biar guru-guru ngaji ini memang yang sebagian besar lillahi ta’ala tidak banyak terlalu berharap imbalan materi tapi tidak bisa kita diamkan,” ungkap Yandri.

Yandri minta guru ngaji untuk fokus mengajar. Karena itu, negara hadir melalui Baznas untuk memberi anggaran kepada guru ngaji.

“Karena kita ingin mereka itu konsen mengajar dengan kualitas terbaiknya waktu terbaiknya dari sisi persoalan dana dan kebutuhan sehari-hari sejatinya negara hadir termasuk Baznas. Maka mudah-mudahan dengan asnaf itu masuk ke guru ngaji ya bisa dianggarkan untuk guru ngaji dari Baznas,” imbuhnya.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *