Mutiara Warisan Ulama

Mutiara Warisan Ulama
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Ustadz Buchory Muslim, Ketua Departemen Hukum dan Advokasi Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

Hajinews.id – BARU kemarin Ashar dapat berta’ziyah ke rumah Abuya Puang Prof KH Ali Yafie رحمه الله setelah kembali dari safari Da’wah ke Batam, Aceh dan Padang dan Alhamdulillâh diterima oleh putra pertama Puang Saifuddin dan putra kedua Puang Helmi sedangkan Abang Tamam via telephone karena masih ada kerjaan di kantor yang tak bisa ditinggal.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pertemuan yang penuh keakraban ini berlangsung lebih dari satu jam di ruang keluarga yang dipenuhi dengan kitab-kitab klasik dan modern peninggalan Abuya Puang ini. Kami didampingi ngobrol Puang Helmy, sementara Puang Saifuddin menemani tamu yang lain yang lebih dahulu hadir.

Banyak hal menarik yang kami perbincangkan dalam obrolan santai ini. Kami mengorek beberapa untaian mutiara yang harus diraih kembali dari pengalaman Puang Helmy yang memang banyak mendampingi Abuya Puang dalam aktifitas da’wah dan perjuangan beliau.

Puang Helmy menceritakan, ketika Abuya Puang Prof رحمه الله ditanya tentang ‘al amru bil ma’rûf wan nahyu ‘anil munkar’, beliau membahasakan dengan bahasa yang sangat sederhana dan mengena bahwa ‘al amru bil ma’rûf’ itu adalah membangun daya dorong kepada kebaikan, dimana kebaikan di sini adalah sesuatu yang umum orang ketahui. Sementara ‘an nahyu ‘anil munkar’ adalah mengokohkan atau menguatkan daya tahan atau daya tolak bahkan daya lawan kepada kemunkaran atau keburukan yang juga semua orang tau bahwa itu adalah pengingkaran atau pembangkangan kepada nurani, hukum dan ajaran Allâh عزوجل.

Banyak butiran mutiara yang harus kita ambil dari kehidupan sosok Ulama Ahli Al Qur’ân yang memperoleh gelar Profesor dan sempat menjadi Raktor pada kampus Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur’ân Jakarta ini. Beliau juga pakar fiqh yang juga menulis beberapa buku fiqh kontemporer ini.

Pesan yang selalu beliau sampaikan dan nyata beliau contohkan adalah dua hal, yakni tertib dan bersih. Kita butuh tertib dalam kehambaan dan tertib juga dalam memainkan peran kekhalifahan, ungkap beliau dalam beberapa kesempatan dan diulang kembali oleh Puang Helmy dan telah kami tulis juga dalam tulisan mengenang beliau pada in memoriam yang lalu.

Kedua adalah bersih, kita tidak bisa menjalankan tugas kehambaan seperti shalat misalnya jika kita tak bersih atau bersuci. Bersuci adalah syarat mutlak untuk menggapai ketenangan atau ketertiban dalam ibadah sebagai hambaNya.

Soal kebersihan yang di dalamnya mengandung unsur suci dan rapih itu kata Abuya menentramkan hati juga enak dipandang. Abuya Puang Prof ketika masih kecil putra-putranya, selalu menyetrika dan melipat bajunya sendiri. Hal ini dipraktekkan langsung dihadapkan kami ketika Puang Helmy melipat baju koko putih kesayangan Abuya untuk diberikan kepada kami menjadi kenangan buat kami. Baju koko putih yang dipakai di foto ini adalah baju hadiah kenangan buat kami yang diberikan langsung dalam ta’ziyah kemarin, mâsyaAllâh wal hamdulillâh.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *