6 Sahabat Nabi Terkaya, Umar Bin Khattab Memiliki Total Kekayaan Sebesar Rp 11,2 Triliun

6 Sahabat Nabi Terkaya
6 Sahabat Nabi Terkaya
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Belum lagi dengan budak-budak yang dimerdekakannya secara cuma-cuma.

Zubair bin Awwam

Nilai kekayaan beliau saat wafat Rp3,5 triliun. al-Bukhari dalam al Jami’ al Shahih, al Bukhariy, Juz 3, hal. 1137 memaparkan, Zubair ra wafat hanya meninggalkan kekayaan berupa aset tidak bergerak (tanah), di antaranya yang berada di Ghabah (wilayah di barat laut Madinah, sekitar 6 km dari Madinah), 11 (sebelas) rumah (besar/dar) di Madinah, 2 (dua) rumah di Bashrah, dan 1 (satu) rumah masing-masing di Kufah dan di Mesir.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Beliau mewasiatkan 1/3 dari total harta peninggalannya (tarikah) untuk para cucunya dan 2/3-nya dibagi-bagikan kepada ahli warisnya. Beliau memiliki empat orang istri di mana setiap istri mendapatkan waris senilai 1.200.000 Dirham (Shahih al Bukhari).

Utsman bin Affan

Sedangkan nilai kekayaan Utsman bin Affan saat wafat sebesar Rp2,5 triliun. Ibn Katsir dalam al Bidayah wa an Nihayah, Ibn Katsir, Juz 7, hal. 214 merinci kekayaan Utsman tersebut. Jumlahnya setara dengan Rp2.532.942.750.000.

Selain dijuluki Dzun Nur’aini “pemilik dua cahaya” (karena Rasulullah menikahkannya dengan dua putrinya), Utsman juga dikenal sebagai saudagar kaya yang sangat dermawan.

Khalifah ketiga Islam ini juga disegani Malaikat karena memiliki sifat pemalu. Dalam riwayat disebutkan, Sayyidina Utsman merupakan sahabat yang sering membantu kaum muslimin dan perjuangan Rasulullah.

Versi lain menyebut jika dihitung, aset kekayaan Utsman bin Affan mencapai Rp22 Triliun. Beliau sangat dermawan dan memiliki jasa besar untuk umat muslim.

Utsman bin Affan pernah membeli sumur milik seorang Yahudi dengan harga 20.000 Dirham. Sampai hari ini sumur wakaf Utsman ini masih mengeluarkan air.

Selain itu, pada Perang Tabuk melawan pasukan Romawi, Sayyidina Utsman juga menyediakan 300 ekor unta dan 1000 Dinar sebagai bekal perang. Keistimewaan lainnya, beliau berjasa dalam membukukan mushaf Al-Qur’an yang kita baca hingga hari ini.

Dalam satu kajian Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq menceritakan, Sayyidina Utsman ketika wafat, aset kekayaannya mencapai Rp22 triliun dan sedekah-sedekahnya telah mencapai kurang lebih sepertiga dari total hartanya. “Karena begitu berkahnya, sampai hari ini aset kekayaan Utsman masih ada berupa kebun kurma dan hotel megah di Madinah,” kata Dai lulusan Al-Azhar Mesir itu.

Thalhah bin Ubaidillah

Sedangkan harta kekayaan Thalhah bin Ubaidillah saat wafat setara Rp542. miliar. Sumber lain (ath Thabaqat al Kubra, Ibn Sa’d, Juz 3, hal. 222) mengutip bahwa jumlah seluruh kekayaan Thalhah (tunai dan non-tunai) saat wafat adalah 30.000.000 Dirham atau setara Rp1,846 triliun.

Ia tergolong bagian dari Assabiqun Al-Awwalun atau golongan orang yang pertama kali masuk Islam. Perjuangan heroik Thalhah menyelamatkan Rasulullah SAW dalam perang Uhud mendapat pujian para sahabat Nabi lainnya.

Dalam buku “Muslim Sukses Dunia Akhirat” karya Nova Irwan Hasmy diceritakan kesetiaan Thalhah mendampingi Rasulullah ini dibuktikan dalam Perang Uhud. Ketika barisan kaum muslimin terpecah-belah. Orang-orang yang berada di samping Rasulullah SAW hanyalah 11 orang Anshar dan Thalhah bin Ubaidillah dari kaum Muhajirin. Untuk menyelamatkan diri, mereka berusaha mengantarkan Nabi Muhammad SAW ke atas bukit. Sayangnya, di tengah perjalanan ke bukit itu, mereka diadang oleh rombongan prajurit musuh.

Thalhah adalah seorang pemuda yang cerdas. Keislamannya berawal ketika ia tengah berjalan ke Syam dan bertemu dengan pendeta yang mengabarkan kedatangan Nabi terakhir, Muhammad SAW. Ia bercerita kepada Abu bakar yang kemudian mengantarkannya menemui Nabi Muhammad SAW. Rasulullah menjelaskan apa itu Islam kepada Thalhah, dan dengan ringan Thalhah pun mengucap dua kalimat syahadat.

Sejak awal keislamannya, ia juga tak pernah ingkar janji dan dermawan. Pernah dia membawa pulang keuntungan dagang sebesar 700.000 dirham. Thalhah membagikan uang tersebut kepada fakir miskin Anshar dan Muhajirin keesokan harinya. Ia tak merasa berhak memegang harta sebanyak itu meski itu adalah hasil keuntungan dagangnya. Pantas jika Rasulullah memberinya gelar Thalhah Al-Jaud (Thalhah yang pemurah) dan Thalhah Al-Fayyadh (atau Thalhah yang dermawan).

Saad bin Abi Waqqash

Nilai kekayaan Saad bin Abi Waqqash saat wafat setara Rp15,381 miliar. Nilai tarikah atau harta warisnya -seperti dikutip oleh Ibn Katsir dalam al Bidayah wa an Nihayah, Juz 8, hal. 84- sebesar 250.000 Dirham. Jika dirupiahkan, nilai ini setara dengan Rp15.380.750.000.

Semasa hidupnya Sa’ad memang kaya raya dan termasuk salah satu sahabat yang dijamin masuk surga. Sifat kedermawanannya tak berkurang sedikitpun sepanjang hidupnya. Menjelang wafatnya, beliau ingin menginfakkan setengah dari hartanya, namun Rasulullah SAW melarangnya.⠀

Sa’ad Abi Waqqash tak hanya dikenal sebagai sahabat yang Dermawan. Beliau merupakan orang ketiga yang memeluk Islam. Keutamaan lain, Beliau orang pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah. Juga dikenal memiliki doa mustajab di kalangan Sahabat.

Dijamin Masuk Surga

Enam sahabat Rasulullah SAW adalah para pebisnis dan dermawan ulung. Dalam waktu yang sama mereka adalah sebagian dari para sahabat yang mendapatkan berita gembira tentang perolehan surga.

Dari Sa’id bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَشَرَةٌ فِى الْجَنَّةِ أَبُو بَكْرٍ فِى الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِى الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ وَعَلِىٌّ وَالزُّبَيْرُ وَطَلْحَةُ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ وَسَعْدُ بْنُ أَبِى وَقَّاصٍ

“Ada sepuluh orang yang dijamin masuk surga: Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman, ‘Ali, Az-Zubair, Thalhah, ‘Abdurrahman (bin ‘Auf), Abu Ubaidah (bin Al-Jarrah), dan Sa’ad (bin Abi Waqqash).”

قَالَ فَعَدَّ هَؤُلاَءِ التِّسْعَةَ وَسَكَتَ عَنِ الْعَاشِرِ فَقَالَ الْقَوْمُ نَنْشُدُكَ اللَّهَ يَا أَبَا الأَعْوَرِ مَنِ الْعَاشِرُ قَالَ نَشَدْتُمُونِى بِاللَّهِ أَبُو الأَعْوَرِ فِى الْجَنَّةِ. قَالَ أَبُو عِيسَى أَبُو الأَعْوَرِ هُوَ سَعِيدُ بْنُ زَيْدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ نُفَيْلٍ. وَسَمِعْتُ مُحَمَّدًا يَقُولُ هُوَ أَصَحُّ مِنَ الْحَدِيثِ الأَوَّلِ.

Anak Sa’id berkata, “Kalau dihitung mereka tadi ada sembilan, lantas tidak disebutkan yang kesepuluh.” Orang-orang berkata, “Kami berdoa kepada Allah, wahai Abul A’war siapakah yang termasuk yang kesepuluh.”

Sa’id (bin Zaid) berkata, “Kalian mohon berdoa kepada Allah untukku semoga termasuk yang kesepuluh tersebut yang berada di surga.”

Abu ‘Isa berkata, “Abul A’war itu adalah Sa’id bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail. Aku mendengar Muhammad sedang berkata bahwa hadis ini lebih sahih dari hadits pertama.” (HR. Tirmidzi, no. 3748. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini sahih).

Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَبُو بَكْرٍ فِى الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِى الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ فِى الْجَنَّةِ وَعَلِىٌّ فِى الْجَنَّةِ وَطَلْحَةُ فِى الْجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِى الْجَنَّةِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِى الْجَنَّةِ وَسَعْدٌ فِى الْجَنَّةِ وَسَعِيدٌ فِى الْجَنَّةِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فِى الْجَنَّةِ

“Abu Bakar di surga, ‘Umar di surga, ‘Utsman di surga, ‘Ali di surga, Thalhah di surga, Az-Zubair di surga, ‘Abdurrahman bin ‘Auf di surga, Sa’ad (bin Abi Waqqash) di surga, Sa’id (bin Zaid) di surga, Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah di surga.” (HR. Tirmidzi, no. 3747 dan Ahmad, 1:193. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).

Jadi sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga yang disebut dalam satu hadis sekaligus adalah: Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Al-Khattab, Utsman bin ‘Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin ‘Ubaidillah, Az-Zubair bin Al-‘Awwam, Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, Sa’id bin Zaid, Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *