Kultum 51: Lima Ayat Surat Yasin, Allah Yakinkan Kita Akan Akhirat

Lima Ayat Surat Yasin
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Bahwa Allah Subhanahu wata’ala adalah dzat yang menciptakan manusia dalam keadaan mati, lalu menghidupkan, lalu mematikan, dan menghidupkannya kembali, adalah satu hal yang sudah kita semua tahu. Hal ini banyak kita temui dalam berbagai surat di dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan Allah Subhanahu wata’ala kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam itu dimaksudkan untuk membimbing pemikiran semua manusia tentang adanya hari kebangkitan atau akhirat. Dus, kehidupan baru, kekal abadi, tiada lagi kematian dan batas waktu.

Kendati demikian, masih ada dan tidak sedikit manusia pada zaman nabi yang tidak percaya terhadap adanya kehidupan setelah kematian tersebut. Di dalam bukunya yang berjudul Hidup Sesudah Mati, KH. Bey Arifin menceritakan bahwa setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam memberi keterangan kepada umatnya bahwa setiap manusia yang sudah mati akan dihidupkan kembali, maka orang yang hadir terdiri atas orang-orang bodoh. Maka, secara serentak mereka mengejek dengan berteriak-teriak dan bersiul-siul, sambil meloncat-loncat.

Di antara mereka, ada juga dua orang penting yang termasuk kaum cendikiawan dan pemimpin, yaitu Ubay bin Ka’ab dan Al-Ash bin Wail. Kedua pemimpin ini, selain tidak percaya bahwa orang-orang yang sudah mati beribu-ribu tahun akan hidup kembali, juga menggunakan keterangan itu untuk mengejek, menjatuhkan, dan mengalahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Maka, kedua orang itu pulang ke rumahnya mengambil cangkul/sekop lalu menuju sebuah pekuburan. Mereka menggali kuburan itu dan mengeluarkan tulang-belulang manusia yang terdapat di dalamnya. Mereka lantas membawa tulang-belulang itu ke hadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Di hadapan Rasulullah, mereka menginjak-injak tulang-belulang itu dengan kaki, sehingga hancur lebur menjadi lembut seperti abu. Lalu mereka berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Engkau yang mengatakan bahwa Allah akan menghidupkan kembali?”.

Untuk menjawab tantangan itu, Allah Subahanahu wata’ala menurunkan wahyu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melalui malaikat Jibril. Allah berfirman,

اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ

فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ

Artinya:

Dan tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, ternyata dia menjadi musuh yang nyata (QS. Yasin, ayat 77).

Allah juga berfirman,

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ

يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ

Artinya:

Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?” (QS. Yasin, ayat 78).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *