Protes besar-besaran yang melibatkan ratusan ribu orang terus berakhir dengan kekacauan antara polisi dan pengunjuk rasa. Menurut laporan, 740.000 orang turun ke jalan dan 13.000 pasukan keamanan dikerahkan untuk “mengepung” secara nasional.
Kemarahan publik atas reformasi pensiun Presiden Emmanuel Macron, salah satunya menaikkan pensiun dari 62 tahun menjadi 64 tahun, telah menyebabkan krisis internal besar di Prancis. Ini adalah demo kesepuluh sejak Januari.
Dilaporkan AFP, di Prancis timur, polisi menembakkan gas air mata setelah beberapa pengunjuk rasa berpakaian hitam dengan wajah tertutup, menggerebek toko bahan makanan dan menyalakan api saat mendekati Place de la Nation. Polisi mengatakan sedikitnya 27 orang ditangkap di ibu kota sasaran karena melempar batu dan botol.
Stasiun tersibuk di Paris, Gare de Lyon, juga tak lupus dari “kemarahan” pendemo. Mereka memblokir perjalanan dengan berjalan di atas rel dan menyalakan suar.
Di kota lain Nantes, pengunjuk rasa juga disebut melemparkan proyektil ke pasukan keamanan yang menembakkan kembali gas air mata. Sebuah bank dibakar dalam kejadian itu.
Hal sama juga terjadi di Lyon dan Lille. Pendemo anarkis menghancurkan halte bus setempat.
Di sisi lain, demo tak berujung juga membuat sampah menggunung di kota Paris. Diketahui, banian pekerja kebersihan juga ikut mogok karena menentang kebijakan Macron.
Dilaporkan pula situasi tak kondusif Prancis telah membuat Raja Inggris Charles III membatalkan kunjungan. Charles seharusnya datang pada Minggu namun batal karena kerusuhan.
Sebelumnya Senin, para pekerja memblokir masuk Louvre di Paris, museum yang paling banyak dikunjungi turis dunia. Kemarin, menara Eiffel di Paris dan Istana Versailles di luar ibu kota juga ditutup.