Penjelasan Gus Baha tentang Salat Tarawih 4 Rakaat Sekali Salam dan 2 Rakaat Sekali Salam

Salat Tarawih 4 Rakaat Sekali Salam
Gus Baha
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Rais Syuriyah PBNU, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha mengatakan bahwa kontroversi kasus Salat tarawih 2 rakaat satu salam dengan 4 rakaat satu salam sama-sama sah.

Menurut Gus Baha, tarawih yang dilakukan dengan pola 4 rakaat dengan satu salam masih sah karena Nabi Muhammad SAW biasa melakukannya. Hanya saja pada redaksi hadis lain tarawih dilakukan dengan dua rakaat dengan satu salam. Bahkan Sampai beberapa rakaat.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Sehingga kalau ada Salat tarawih empat rakaat tanpa tasyahud sebelumnya, sebetulnya secara fiqih kita sepakat itu sah,” jelasnya seperti dikutip dari pada Rabu (27/3/2022) lewat akun Youtube Islamadina Official.

Gus Baha berargumen, tarawih 4 rakaat sekali salam tetap sah karena Nabi Muhammad pernah melakukannya berdasarkan hadits dari Aisyah, Nabi bersabda:

مَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلّ الله عليه و سلّم يَزِيْدُ فِي رَمَضَانَ وَ لاَ فِي غَيْرِهِ إِحْدَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى أَرْبَعًا، فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَ طُوْلَـهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَ طُوْلَـهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى ثَلاَثاً

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah bilangan pada bulan Ramadhan dan tidak pula pada bulan selain Ramadhan dari 11 Rakaat. Beliau Salat 4 rakaat sekali salam, maka jangan ditanya tentang kebagusan dan panjangnya, kemudian Salat 4 rakaat lagi sekali salam maka jangan ditanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian shalat witir 3 rakaat.” (HR Muslim)

“Jika beranggapan bahwa empat rakaat tarawih tidak ada tasyahud awal, tidak ada ulama yang mengatakan tasyahud awal itu wajib,” bebernya.

Gus Baha lalu bercerita, Nabi Muhammad juga pernah melakukan Salat tarawih lebih dari empat rakaat baru salam. Kejadian tersebut bisa dibaca dalam hadits riwayat Aisyah, Rasulullah saw bersabda:

كُناَّ نُعِدُّ لَهُ سِوَاكَهُ وَ طَهُوْرَهُ، فَيَـبْعَثُهُ اللهُ مَا شَاءَ أَنْ يَـبْعَثَهُ مِنَ الَّيْلِ، فَيَتَسَوَّكُ وَ يَتَوَضَأُ وَ يُصَلِى تِسْعَ رَكْعَةٍ لاَ يَـجْلِسُ فِيْهَا إِلاَّ فِي الثَّامِنَةِ فَيَذْكُرُ اللهَ وَ يَحْمَدُهُ وَ يَدْعُوْهُ، ثُمَّ يَنْهَضُ وَ لاَ يُسَلِّمُ ثُمَّ يَقُوْمُ فَيُصَلِّى التَّاسِعَةَ، ثُمَّ يَقْعُدُ فَيَذْكُرُ اللهَ وَ يَحْمَدُهُ وَ يَدْعُوْهُ ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيْمًا يُسْمِعْناَ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ مَا يُسَلِمُ وَ هُوَ قَاعِدٌ (رواه مسلم)

“Kami dahulu biasa menyiapkan siwak dan air wudhu untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, atas kehendak Allah beliau selalu bangun malam hari, lantas tatkala beliau bangun tidur langsung bersiwak kemudian berwudhu. Kemudian beliau melakukan Salat malam atau tarawih 9 rakaat yang beliau tidak duduk kecuali pada rakaat yang kedelapan lantas membaca pujian kepada Allah dan shalawat dan berdoa dan tidak salam, kemudian bangkit berdiri untuk rakaat yang kesembilan kemudian duduk tahiyat akhir dengan membaca dzikir, pujian kepada Allah, shalawat dan berdoa terus salam dengan suara yang didengar oleh kami. Kemudian beliau melakukan Salat lagi 2 rakaat dalam keadaan duduk.” (HR. Muslim 1233 marfu’, mutawatir).

“Nabi pernah Salat witir lebih dari 4 rakaat tidak duduk sama sekali, hanya terakhir duduk terus salam. Ini Nabi Muhammad,” ungkap Gus Baha.

Bagi Gus Baha, empat rakaat tanpa tasyahud dikatakan sah karena tidak ada ulama mengatakan bahwa tasyahud awal itu wajib. Khasnya hukum sunah itu ketika ditinggal tidak membatalkan Salat. Jadi ketika ada tarawih empat rakaat berturut-turut berati tidak ada masalah karena yang ditinggalkan tasyahud awal yang diyakini hanya sunah.

“Bagi yang menganggap ini masalah, dasarnya tidak cocok lalu dijadikan masalah. Sebenarnya yang mengatakan itu masalah, ia juga beranggapan bahwa tasyahud awal itu sunah,’ tandas Gus Baha.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *