Anies dan Dilema PKS

Anies dan Dilema PKS
Anies dan Dilema PKS
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Emir Sadikin

Hajinews.id – Saat Nasdem mendeklarasikan Anies beberapa waktu yang lalu maka banyak orang yang menyayangkan dan menyalahkan PKS karena terlalu lelet dalam mendukung Anies. Sekian waktu setelah Nasdem deklarasi maka PKS masih saja tetap anteng. Bahkan malah PD yang duluan menyusul Nasdem dalam mencalonkan Anies. Barulah setelah itu PKS datang belakangan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Padahal secara pilihan opsi dan kesamaan chemistry maka sebenarnya sejak awal PKS tidak punya pilihan lain selain Anies. Lihat saja tiga besar nama-nama yang mengapung yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Apakah mungkin PKS memilih GP? Tentu saja sangat mustahil. Begitu lebar faktor ideologis dan psikologis yang membentang antara PKS dan PDIP. Belum lagi jauh-jauh hari Mega sudah mengumumkan bahwa tidak mungkin PDIP bekerja sama dengan PKS. Lalu kemudian PKS mencalonkan kader PDIP. Di mana nalar dan harga diri. Jadi sudah pasti 1.000% PKS tidak akan ke GP.

Lalu apakah PKS akan ke PS? Setelah ditinggal dan dikhianati PS dengan sukses dan gilang gemilang maka apakah masuk akal PKS akan menyokong PS lagi? Keledai saja yang dianggap makhluk paling bodoh bersama dengan udang tidak mau terperosok ke lubang yang sama dua kali. Masa PKS dianggap lebih bodoh dari keledai dan udang. Masa elit PKS dikira punya otak udang. Jadi sangat jelas bukan bahwa PKS tidak mungkin ke PS.

Calon ada tiga, GP, PS dan AB. GP dan PS sudah tereliminasi sejak awal. Hanya tinggal AB saja sekarang. PKS sudah punya hubungan spesial dengan AB sejak pilkada DKI 2017. AB visioner dan intelektiual, sebuah rantai yang chemistrynya cocok sekali dengan PKS. Lalu mana mungkin PKS tidak ke AB. Semua orang sudah tahu bahwa PKS pasti ke AB.

Pertanyaannya adalah kenapa PKS sangat lelet dalam mendukung Anies. Dalam logika politik linear seharusnya PKS adalah yang pertama mendeklarasikan Anies. Bukan Nasdem yang dari ruang hampa antah berantah tahu-tahu kok malah duluan mencalonkan Anies.

Di sinilah kuncinya politik bahwa politik itu tidak bisa linear. Politik perlu belok-belok untuk mencapai tujuannya. Kalau tidak atau dia memaksakan berjalan linear maka dia akan mudah dimatikan dengan seketika.

Jadi kenapa PKS tidak langsung mendeklarasikan Anies? Karena Anies akan langsung tewas sebelum berkembang jika PKS deklarasi pertama. Dia akan diserang habis-habisan dengan politik identitas. PKS tidak akan kuat menopang Anies. Dengan cepat Anies dan PKS dijadikan musuh bersama sehingga partai-partai lain takut mendekat.

Deklarasi pertama Anies oleh Nasdem adalah strategi sangat brilian. Mereka kaget saat Nasdem mengusung Anies. Sesaat mereka gelagapan bagaimana cara menyerang. Masalahnya ini yang mengusung adalah Nasdem bukan PKS. Padahal Nasdem ini orang kita.

Tapi karena tetap harus diserang akhirnya mau rasional atau tidak maka tetap saja diserang pakai politik identitas. Soalnya mau menyerang pakai cara lain tidak ketemu caranya. Akhirnya jadilah serangan yang lucu. Masa Nasdem kawan sendiri diserang sebagai politik identitas.

Setelah gelagapan sejenak maka barulah muncul cara lain untuk menjinakkan Nasdem. Kelihatannya pakai pola stick and carrot. Untuk carrot salah satunya adalah pertemuan Luhut dengan Surya Paloh di London. Adapun untuk stick salah satunya adalah dengan mulai mengutak-atik menkominfo Johnny G Plate yang kader Nasdem. Namun sejauh ini pola stick and carrot ini masih gagal dalam menjinakkan Nasdem.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *