Menentukan Arah Koalisi Megawati, Masyarakat Dirugikan Jika PDIP Gabung Koalisi Besar KIR-KIB

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komaruddin melihat PDIP sulit bersatu dengan kepentingan koalisi besar perpaduan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

Ujang mengatakan koalisi besar tersebut sudah punya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai king maker.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Sedangkan jika PDIP masuk ada Megawati (sebagai king maker),” ujar Ujang saat dihubungi, Selasa (4/4).

Ujang menilai kepentingan Jokowi dan Megawati dalam Pilpres 2024 belum tentu sama.

Hal ini nantinya menentukan arah koalisi PDIP yang menentukan arah koalisi parpol besutan Megawati Soekarnoputri tersebut.

“Kita lihat saja ke depan apakah kepentingan Jokowi dan Megawati sama. Kalau sama bisa gabung kalau beda akan jalan masing-masing. Koalisi besar di bawah komando Jokowi, PDIP di bawah komando Megawati,” tutur Ujang.

Ujang menambahkan, jika PDIP bergabung dengan Koalisi Besar maka pertarungan Pemilu 2024 menjadi tidak menarik. Sudah dapat diprediksi capres-cawapres yang akan bertarung nantinya hanya dua pasang saja.

“Kalau PDIP bergabung enggak menarik kan cuma ada dua pasang. Koalisi besar plus PDIP dengan Koalisi Perubahan,” kata dia.

Pengamat politik Ujang Komarudin komentari wacana PDIP bergabung dengan koalisi besar perpaduan KIB dan KIR. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dia mendorong PDIP membuat poros sendiri, atau bahkan mencalonkan capres dan cawapres sendiri. Sebab, hanya PDIP yang memiliki golden tiket memenuhi aturan 20 persen presidential threshold.

“Mestinya pasangan capres dan cawapres harus banyak agar rakyat punya pilihan. Agar tidak terjadi polarisasi seperti Pilpres 2019,” kata dia lagi.

Ditambah lagi, konfigurasi capres dan cawapres akan berjalan rumit apabila PDIP masuk. Dia meyakini saat ini koalisi besar sudah satu paham dengan Jokowi untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.

Di sisi lain, PDIP hingga kini masih tetap ngotot ingin mengusung capres dari kadernya sendiri. Hal ini yang dilihat Ujang menjadi kecil peluang PDIP untuk bergabung dengan koalisi besar.

“Saya melihatnya capresnya Prabowo. Karena kita lihat dari tiga besar ada nama Prabowo, Ganjar dan Anies. Kalau Anies sudah didukung Koalisi Perubahan,” kata Ujang.

Sementara Ganjar Pranowo, kata Ujang, tampaknya telah dieleminasi dukungannya dari Jokowi. Sebab, secara terang-terangan menolak Israel untuk bertanding di Piala Dunia U-20.

“Maka yang 3 besar itu elektabilitasnya tinggi hanya prabowo yang ada di koalisi besar,” tutur Ujang.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *