Tragedi PDI-P

Tragedi PDI-P
Tragedi PDI-P
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Terserah para ketum parpol dalam menentukan bacapres dan bacawapres. Pdhal, Puan tahu bahwa bacapres yang di-endorse Jokowi adalah Prabowo. Bacapresnya kemungkinan besar adalah Ketum Golkar Airlangga Hartarto.

Terlepas dari itu, tawaran PDI-P terlalu mahal setelah posisinya melemah menyusul terbentuknya Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) — terdiri dari Nasdem, Demokrat, dan PKS — dan meleburnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) kedalam koalisi PKB-Gerindra.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

PDI-P kini sendirian dan tak punya kekuatan untuk mendikte parpol lain. Kendati bisa mengusung capres-cawapres sendiri, PDI-P butuh koalisi dengan parpol lain untuk bisa memenangkan calonnya. Sayangnya, nilai jual Puan sebagai bacapres rendah.

Dalam konteks usia Megawati yang terbilang sudah uzur dan keberlanjutan trah Soekarno, pilpres 2024 sangat krusial. Kalau Puan tak jadi presiden, ketika Mega masih berperan penting, kemungkinan peluangnya untuk itu hilang untuk selamanya.

Pasalnya, pada pilpres 2029 usia Mega (kalau beliau msh umur panjang) sudah mencapai 82 tahun. Usia ini tentunya sudah sangat uzur sehingga kemungkinan ia telah surut dari panggung politik. Dengan demikian, cita-cita Puan menjadi presiden harus dikuburkan dalam-dalam.

Kalau Puan hanya menjadi wapres dari hasil pilpres mendatang, cita-cita menjadi RI1 juga akan hilang. Apalagi kalau ia  menjadi wapres dua periode. Menurut para pakar hukum tatanegara, capres-cawapres adalah satu paket. Dus, kalau seseorg telah menjadi wapres dua periode, maka dia tak boleh lagi berkompetisi dalam pilpres sebagai capres.

Itulah sebabnya, Mega ngotot Puan harus menjadi bacapres dalam pilpres kali ini. Now or never. Itu juga yang menjd alasan mengapa Ganjar, kader PDI-P dengan elektabilitas tinggi, harus disingkirkan dari arena kontestasi pilpres.

Kalau saja PDI-P jadi bergabung dengan koalisi besar dengan Puan sebagai bacapres peluang menang memang terbuka meskipun ia harus bersaing dengan mantan Gubernur DKI Anies Baswedan yang cerdas dengan rekam jejak yang mengkilap. Sayangnya, kemungkinan itu kecil.

Bhkan, dalam konteks ini, koalisi besar akan bubar kalau Puan disetujui sebagian parpol dalam koalisi besar sebagai bacapres. Gerindra akan menarik diri. Besar kemngkinan PKB akan melakukan hal sama bila Cak Imin tidak menjadi apa-apa demi terbentuknya koalisi bersama PDI-P yang mengusung pasangan Puan-Airlangga.

Dengan kata lain, koalisi Gerindra-PKB akan meninggalkan koalisi besar. Kalau demikian, nilai jual Puan semkin anjlok sehingga besar kemungkinan KIB juga akan ogah bergabung dengan PDI-P.

Parpol lain mau bergabung dengan PDI-P kalau nilai jual Puan paling banter hanya dihargai sebagai bakal cawapres. Misalnya, sebagai bakal cawapres Prabowo. Ini pun berpotensi membuat Golkar dan PKB cabut dari koalisi. Kedua parpol bisa membentuk koalisi sendiri meskipun kemungkinan itu kecil.

Peluang Puan sebagai bacapres dengan dukungan koalisi besar (tanpa Gerindra) hanya mungkin kalau di-endorse Jokowi. Tetapi untuk itu PDI-P harus lebih dahulu mengemis pada Jokowi yang kini dalam kondisi kecewa berat karena kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Jokowi-lah kini pemegang kartu as dalam menentukan nasib PDI-P. Apakah Mega bersedia menurunkan gengsinya di hadapan Jokowi yang ia remehkan sebagai orang yang tidak ada apa-apanya tanpa PDI-P?

kalaupun Mega bersedia melakukannya, kecil kemungkinan Jokowi akan mengabulkan keinginannya. Pasalnya, selain dendam, nilai jual Puan yang rendah akan sulit menghadapi Anies.

Padahal, Jokowi sangat brhrap pemerintahan mendatang bisa menjaga legacy-nya, melanjutkan program pmbangunannya, dan terutama bisa menjamin keselamatan dia dan keluarganya. Prabowo telah berjanji akan melakukan itu. Bahkan, ia mengatakan 99,99% program pembangunan Jokowi berasal dari dirinya sehingga pasti ia akan melanjutkannya.

Mega mungkin tak menyangka Jokowi bisa berubah drastis. Dia Bukan lagi tukang mebel dari Solo, melainkan presiden RI yang punya pengaruh besar, sehingga efek ekor jasnya dibutuhkan bacapres dari PDI-P. Atas dorongannya, sangat mungkin koalisi besar bersedia mengusung Puan sebagai bacapres.

Sayang Jokowi tak akan melakukannya. Melihat posisi PDI-P sekarang yang terisolasi, Saya yakin PDI-P akan menurunkan nilai jual Puan sebagai bakal cawapres saja. Ini pun peluang keberasilannya tak besar.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *