Kultum 68: Bukti Kebesaran Allah Subhanahu Wata’ala

Bukti Kebesaran Allah
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Salah satu ciri khas paham atheis adalah tidak percaya dengan tentang keberadaan Allah, tuhan yang mengatur alam semesta. Pemahaman seperti ini akan sulit berubah jika manusia sperti ini tidak berhadapan dengan sesuatu yang luar biasa, sebut saja mukjizat. Mukjizat yang ‘membentur’ manusia atheis inilah yang biasanya mampu mengubah cara berpikir manusia atheis.

Alkisah, suatu ketika ada seorang atheis yang sedang menumpang pesawat terbang yang cukup jauh. Berkali-kali dia melihat keluar jendela dan mendapatkan pemandangan yang kosong tidak ada sesuatu yang aneh. Namun tiba-tiba matanya tertuju ke arah baling-baling pesawat yang pesawat tersendat dan kemudian terhenti.

Pesawat mulai terasa oleng dan tidak stabil. Banyak penumpang menjadi panik dan mulai berdo’a. berbebda dengan penumpang yang atheis ini. Dia menjadi terkesima dan wajahnya tampak muali memucat. Dalam ketakutan yang sangat menghantui, tiba-tiba dia berseru, “Oh, my God!” (Ya Tuhan).

Begitulah. Seumur hidupnya dia tidak pernah menyebut kata “tuhan”, tapi ketika dia dalam keadaan sempit dan tidak punya harapan muncullah kata itu dari mulutnya. Secara naluri dan dalam lubuk hati yang paling dalam, sebenarnya semua manusia mengakui adanya Tuhan yang berkuasa atas alam semesta ini.

Gengsi, ego, serta nafsu manusia hanyalah beberapa sifat yang selama ini menutup mata hatinya untuk percaya kepada kekuasaan mutlak Yang Maha Kuasa. Ternyata sifat ini sudah dijelaskan Allah dalam firmanNYa,

وَاِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِى الۡبَحۡرِ ضَلَّ مَنۡ تَدۡعُوۡنَ

اِلَّاۤ اِيَّاهُ‌ ۚ فَلَمَّا نَجّٰٮكُمۡ اِلَى الۡبَرِّ اَعۡرَضۡتُمۡ‌ ؕ

وَكَانَ الۡاِنۡسَانُ كَفُوۡرًا‏

Artinya:

Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang (bi-asa) kamu seru, kecuali Dia. Tetapi ketika Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling (dari-Nya). Dan manusia memang selalu ingkar (QS. Al-Isra, ayat 67).

Dalam berbagai tafsir, dijelaskan bahwa apabila manusia ditimpa bahaya di lautan, diterpa angin kencang atau ombak yang besar, niscaya semua berhala, semua jin, pohon-pohon, dan batu-batu yang mereka seru hilang dari ingatan mereka. Hanya ada satu, yaitu Dia, Tuhan yang maha berkuasa atas segalanya. Manusia hanya memohon Tuhan Yang Kuasa Menolongnya dan Menyelamatkannya.

Namun ketika Dia, Allah, telah menyelamatkan mereka sehingga mereka bisa selamat dan kembali ke daratan, mereka akan berpaling lagi dari-Nya. Mereka tidak lagi meng-Esakan-Nya dan tidak lagi bergantung kepada-Nya, karena mereka merasa telah bebas dari bahaya. Begitulah manusia, memang selalu ingkar, tidak mensyukuri nikmat yang dianugerahkan Allah kepada mereka, kecuali orang-orang yang taat dan mendapat petunjuk-Nya.

Memang sedikit manusia yang mau menggunakan akal dan fikirannya untuk merenungi keberadaan jagat ini. Tanda kekuasaan Allah itu ada pada pergantian siang dan malam, kapal yang berlayar dilaut, hujan yang tercurah dari langit, berbagai tumbuhan dan buah-buahan yang tumbuh di bumi, berbagai hewan dan binatang ternak. Bahkan perkisaran awan yang beredar antara langit dan bumi, disana juga ada ayat (tanda) kebesaran dan kekuasaan Allah penguasa dan pencipta alam semesta.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *