Astronot Menangis Saat Melihat Bumi dari Luar Angkasa, Ini Alasannya!

Astronot Menangis Saat Melihat Bumi
Astronot Menangis Saat Melihat Bumi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Selama penjelajahan luar angkasa, astronot sebenarnya bisa melihat bentuk Bumi secara keseluruhan. Namun, pemandangan Bumi dari luar angkasa sangat memprihatinkan.

Beberapa waktu lalu, astronot NASA Megan McArthur bahkan sempat menangis saat melihat Bumi dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pasalnya, dampak perubahan iklim (Climate Change) dan pemanasan global (Global Warming) di bumi membuat McArthur sedih karena terjadi kebakaran di banyak wilayah dunia.

Salah satu kebakaran hutan yang terlihat adalah di Amerika Selatan. Hal itu diungkapkannya dalam wawancara dengan Insider.

“Kami sangat sedih melihat kebakaran di sebagian besar Bumi, bukan hanya Amerika Serikat,” ujar McArthur, dikutip dari Insider, Sabtu (8/4/2023).

Sebenarnya, dia mengatakan para ilmuwan telah memperingatkan kebakaran hutan itu. Untuk menyelesaikan persoalan ini, McArthur menyebut membutuhkan kerja sama dari seluruh komunitas global.

“Selama bertahun-tahun para ilmuwan dunia telah membunyikan bel alarm ini. Ini adalah peringatan bagi seluruh komunitas global. Butuh seluruh komunitas global untuk mengatasi tantangan ini,” jelasnya.

Kebakaran hutan ini terjadi beberapa waktu lalu dan terlihat dari citra satelit berbentuk awan asap. Daerah yang mengalaminya tidak hanya AS, namun juga di Siberia, Yunani, Spanyol hingga Pacific Northwest.

Turki dikabarkan cukup terpukul karena bencana kebakaran itu. AS juga disebut melakukan upaya merekrut petugas kebakaran dengan jumlah cukup.

Sementara itu, hutan hujan di Brazil mengalami ancaman deforestasi. Simon Evans dari Carbon Brief mengatakan kejadian tersebut telah berlangsung dalam beberapa waktu terakhir.

Sebagai informasi, deforestasi dilakukan agar lahan dapat digunakan sebagai misalnya pertanian, peternakan, bahkan kawasan tinggal atau perkotaan.

Kejadian di Brasil dijalankan kolonialis sebagai cara membuka lahan untuk menanam tanaman komersial seperti karet, gula, dan tembakau.

Ini dipercepat dalam paruh terakhir abad 20 yakni sebagai lahan peternakan sapi, perkebunan tanaman skala industri. Misalnya adalah kedelai, kelapa sawit dan penebangan.

Parahnya, terlihat dari foto udara, lahan terus berkurang dari waktu ke waktu. Amazon jadi lebih banyak melepaskan CO2 daripada menyerapnya dalam 10 terakhir.

Ancaman lainnya adalah 40% hutan juga berubah menjadi sabana kering. Ini terjadi jika hutan turun karena perubahan iklim. Sabana berada di wilayah dengan iklim sedang dan curah hujan lebih sedikit.

Sumber: cnbc

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *