Respons Wacana Koalisi Besar, Demokrat: Itu Lebih Bagus daripada Berusaha Menjegal Anies

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Partai Demokrat turut menanggapi soal adanya wacana terbentuknya Koalisi Besar sebagai peleburan dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Bahkan teranyar, kedua ketua umum yang ada di dua koalisi itu yakni Zulkifli Hasan dari PAN menyambangi markas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Terkait pertemuan itu, Partai Demokrat memberikan apresiasi karena menciptakan kondisi politik nasional yang sejuk dan hangat.

“Komunikasi dan silaturahmi merupakan bagian penting dalam menjaga suasana dan situasi nasional tetap kondusif. Sehingga bangsa ini tidak mudah dipecah belah dengan hoax dan fitnah,” ucap Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra dalam keterangannya, Ahad (9/4/2023), dilansir tribunnews.

Terkait dengan wacana pembentukan Koalisi Besar tersebut, Herzaky menyatakan kalau Partai Demokrat menghormati hal tersebut.

Bahkan, perihal dugaan kalau pembentukan Koalisi Besar itu untuk menyaingi Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan di Pilpres, Herzaky menyebutnya itu merupakan hak tersendiri.

Dirinya menilai, upaya pembentukan Koalisi Besar itu lebih mulia, jika memang tujuannya adalah untuk bersaing dengan Anies Baswedan di Pilpres.

“Jika memang dirasa Anies Baswedan dan trio Demokrat-Nasdem-PKS dalam Koalisi Perubahan merupakan lawan berat untuk Pilpres 2024, mari kita ajukan calon jagoan kita masing-masing. Lalu, berkompetisi secara jujur dan adil. Biarkan rakyat yang menilai,” kata Herzaky.

Menurut dia, makin banyak calon berkompetisi, maka pesta demokrasi nantinya akan makin baik.

Kata dia, Demokrat lebih mengapresiasi upaya yang dilandasi semangat berkompetisi, dibanding upaya penjegalan yang inkonstitusional.

Herzaky lantas menyinggung upaya kubu Moeldoko yang hingga kini masih mengajukan Peninjauan Kembali (PK) ke MA perihal status keabsahan partai.

“Jauh lebih bermartabat dibandingkan berupaya menjegal Anies Baswedan atau Koalisi Perubahan untuk bisa mendaftarkan Anies Baswedan sebagai capres beserta cawapresnya di Pilpres 2024, dengan segala macam cara,” kata dia.

“Intimidasi lah, tekanan lah, bahkan sampai upaya hukum yang tak bermoral dan di luar kepantasan, seperti berupaya merampas Partai Demokrat yang dilakukan KSP Moeldoko,” sambung Herzaky.

Kata Herzaky, upaya hukum yang dilakukan Moeldoko dengan mengajukan PK itu telah mempermalukan dirinya sendiri sekaligus juga dengan Presiden Joko Widodo.

Terlebih, Moeldoko kata dia, sampai mengaku-ngaku sebagai ketua umum partai Demokrat melalui Kongres Luar Biasa (KLB) yang disebutnya ilegal.

“Tak pantas berlindung dibalik prosedural hukum, kalau itu hak seorang warga negara untuk mengajukan PK. Tak cukupkah KSP Moeldoko mempermalukan dirinya selama ini, mempermalukan Presiden Jokowi, dengan mengaku-aku sebagai ketua umum abal-abal melalui KLB ilegal?” ucap dia.

Atas hal itu, Herzaky mengecam upaya hukum yang dilakukan oleh Moeldoko untuk mengambil alih Partai Demokrat.

Sebab kata dia, Moeldoko tidak pernah menjadi anggota, akan tetapi secara langsung menyatakan diri didaulat menjadi ketua umum dalam kongres yang menurutnya melanggar hukum.

“Mau jadi Ketua RT, tapi bukan warga setempat, tidak punya rumah di RT itu, tidak pernah tinggal di RT tersebut, dengan alasan satu dua mantan warga RT tersebut mengajaknya jadi Ketua RT? Ah, masak kelas KSP Moeldoko di pemerintahan ini turun derajat kalah-kalah dibandingkan pemahaman seorang ketua RT?” tukas Herzaky.

Sebelumnya, Partai Demokrat buka suara soal upaya hukum berupa peninjauan kembali (PK), yang dilakukan oleh kubu KSP Moeldoko untuk mengkudeta Partai Demokrat serta manuver dari mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum.

Kata Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution, upaya itu semata untuk menjegal atau menggagalkan upaya dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan dalam mengusung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden 2024.

“Di balik semua isu serangan politik tersebut adalah besarnya kekhawatiran kelompok penguasa atas manuver Koalisi Perubahan,” kata Syahrial dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/4/2023).

“Lebih kental pada upaya ingin menggagalkan pencalonan Mas Anies Baswedan sebagai capres dari Demokrat, Nasdem dan PKS,” tuturnya lagi.

Dirinya menilai bahwa, perlawanan politik yang hadir dari Moeldoko sebagai bagian dari pemerintah menunjukkan bahwa upaya ini merupakan instrumen negara yang sedang digunakan.

Bahkan sebelumnya, pernah juga Anies Baswedan kembali dikaitkan dengan isu atau kasus rasuah dalam proyek Formula E.

“Artinya, penguasa sudah berhitung betapa besar dan kuatnya dukungan rakyat terhadap Koalisi Perubahan,” ucap Syahrial.

“Termasuk memainkan instrumen negara untuk mencari-cari kesalahan Mas Anies lewat kasus Formula E ketika beliau menjabat Gubernur DKI Jakarta,” ucapnya.

Meski demikian, Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kata Syahrial, menegaskan siap untuk melawan seluruh upaya hukum tersebut.

“Partai Demokrat sangat siap menghadapi segala serangan yang berupaya mengganggu soliditas partai. Kepiawaian Ketum Agus Harimurti Yudyono (AHY) mengorkestrasi struktur partai, membuat kader di seluruh Indonesia makin percaya diri,” tukas dia.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *