Imam Salat Dilempar Sandal, MUI : Rasulullah pernah Mengingatkan Sahabat Muadz

Imam Salat Dilempar Sandal
Imam Salat Dilempar Sandal
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Bulan Ramadan menjadi momentum bagi umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan ibadahnya. Di bulan ini juga banyak umat Islam yang berduyun-duyun ke masjid untuk salat berjamaah dan salat tarawih.

Kita juga sering menemui imam salat yang membaca surat-surat panjang sambil memimpin salat. Tentunya membaca surat yang panjang ini, masih ada pro dan kontra di masyarakat.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Misalnya peristiwa terbaru di sebuah masjid di Malaysia. Seorang imam yang dipukul dengan sandal, diduga karena bacaan surat yang panjang tersebut.

Menurut Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI, Dr KH Ahsin Sakho Muhammad, agar menjadikan peristiwa itu sebagai perhatian bagi semua masyarakat. Khususnya bagi seorang imam salat untuk bisa melihat kondisi jamaahnya sebelum melaksanakan salat.

“Kejadian ini merupakan pelajaran bagi kita sekalian bahwa seorang imam itu harus memperhatikan (jamaahnya), ada orangtua, ada nenek-kakek dan anak-anak kecil juga. Nabi Muhammad saw sendiri saat menjadi imam kemudian beliau mendengarkan tangisan anak kecil maka Nabi akan mempercepat salatnya,” kata Ahsin kepada Republika, Senin (10/4/2023).

Ahsin kemudian menuturkan bahwa peristiwa serupa juga pernah ada di zaman Nabi Muhammad SAW. Yakni ketika sahabat Mu’adz bin Jabal memimpin salat jamaah menggunakan surat yang terlalu panjang, yakni Al-baqarah.

“Surat Al-baqarah panjang banget sehingga ada seorang di antara kaum itu keluar dari jamaah kemudian salat sendiri,” kata Ahsin.

“Peristiwa itu dilaporkan kepada Nabi, dan orang itu memberikan alasan kepada Nabi, ‘Ya Rasul, kami ini petani yang ingin cepat juga istirahat, tetapi sahabat Mu’adz membaca surat al baqarah yang panjang sekali. Makanya saya keluar,” kata Ahsin.

Lalu Nabi memanggil sahabatnya itu dan menceritakan keluhan salah satu jamaah salatnya. Kemudian Nabi memerintahkan Muadz untuk memilih surat-surat yang pendek ketika menjadi imam agar tidak memberatkan makmumnya.

“Lalu Nabi memanggil Mu’adz, ‘Kamu itu membuat gaduh saja Mu’adz, kalau kamu jadi imam bacalah surat yang pendek-pendek saja, seperti surat Al’Ala,” kata Ahsin.

Ahsin menambahkan, bahwa peristiwa penganiayaan terhadap imam salat dikarenakan bacaan surat yang panjang ini agar menjadi pelajaran. Bahwa menjadi seorang imam harus bisa mengetahui kondisi kaumnya atau makmumnya, dan jangan sampai merugikan mereka.

“Karena bisa jadi orang itu jadi tidak mau salat jamaah lagi, atau jengkel sama imamnya,” kata Ahsin.

Ahsin menyarankan agar surat-surat yang dipakai untuk memimpin salat jamaah diambil dari juz 30 saja. Kemudian pilih surat-surat yang pendek.

“Jadi batasannya setelah membaca al fatihah itu baca dari juz 30, cari surat yang pendek-pendek saja, yang penting orang berjamaah dan sunnah-sunnah Nabi dilakukan,” tegasnya.

Terakhir dia menyarankan agar Kementerian Agama bisa membuat Fiqih Imamah atau sebuah buku panduan untuk menjadi seorang imam.

Sumber: republika

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *