Breaking News! Paramiliter Sudan Rebut Istana Presiden, Perang Pecah di Ibu Kota

Perang pecah di Ibu Kota Khartoum usai paramiliter Sudan menduduki Istana Presiden hingga bandara internasional dalam upaya kudeta terbaru di negara Afrika itu. (REUTERS/EL TAYEB SIDDIG)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Paramiliter Sudan mengklaim telah menduduki Istana Kepresidenan di Ibu Kota Khartoum dan beberapa gedung pemerintah pada Sabtu (15/4) dalam upaya kudeta terbaru yang terjadi di negara Afrika Utara itu.

Dalam sebuah pernyataan, Rapid Support Forces (RSF), pasukan paramiliter Sudan, mengatakan telah “mengontrol sepenuhnya” Istana Kepresidenan dan juga sejumlah bandara di Khartoum dan Merowe, utara negara itu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

RSF juga mengklaim telah mengambil alih kediaman Pangila Angkatan Darat Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, dan Bandara Internasional Khartoum.

RSF juga telah menduduki dua bandara lain di wilayah utara dan selatan, yakni bandara di Kota Merowe dan El-Obeid. Pangkalan militer di Kota Merowe pun saat ini telah dikepung dan ditembaki dengan senjata berat.

RSF menuturkan serbuan ini dilakukan sebagai balasan atas berbagai serangan militer Sudan terhadap markasnya di selatan Khartoum baru-baru ini.

Perang pun pecah ibu kota, di mana angkatan udara Sudan melancarkan serangan udara ke sejumlah markas RSF di Khartoum.

Serangan udara itu menerjang sejumlah markas dan gudang senjata RSF di Khartoum.

“Angkatan Udara Sudan menghancurkan kamp Tiba dan Soba di Khartoum milik RSF dan mendesak warga sipil di sekitar wilayah itu untuk tetap berada di dalam ruangan,” bunyi pernyataan militer Sudan seperti dikutip AFP.

RSF merupakan sebuah kelompok paramiliter berpengaruh di Sudan yang dibentuk sejak perang Darfur tahun 2013 dan dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal dengan nama ‘Hemedti’.

Hemedti telah menempatkan dirinya di barisan terdepan dalam menentang transisi pemerintahan yang direncanakan menuju negara demokrasi. Sejak Juli 2019, Sudan berada dalam situasi peralihan dari pemerintahan yang dipimpin oleh militer menuju pemerintahan sipil demokratis.

Sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *