Disway: Safari Tianjin

Safari Tianjin
Dahlan Iskan sebelum naik kereta cepat jurusan Tianjin-Beijing.--
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dahlan Iskan

Hajinews.id – SETELAH istirahat dua malam di Beijing, saya bisa dapat slot di rumah sakit Tianjin: 第一中心医院. Di situlah, 17 tahun yang lalu, saya memperpanjang umur.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Saya pun naik kereta cepat dari Beijing ke Tianjin. Itulah jalur kereta cepat pertama yang dibangun di Tiongkok. Yang kemudian mewabah ke seluruh negara. Kini menjadi jaringan kereta cepat terluas di dunia.

Pun bila seluruh kereta cepat di dunia dikumpulkan, belum menyamai separonya jaringan kereta cepat di Tiongkok.

Kali pertama naik kereta cepat Beijing-Tianjin saya perhatikan layar display: 320 km/jam. Jarak BeijingTianjin 120 km. Ditempuh hanya dalam waktu 29 menit.

Kecepatan kereta Beijing-Tianjin yang dinaiki Dahlan Iskan: 347 km/jam.–

Mengapa saya menjalani transplantasi hati di rumah sakit Tianjin setelah Anda sudah tahu: dokter di Singapura menyatakan umur saya tinggal 6 bulan. Itu bila dilihat secara teknis kedokteran. Tidak ada cara lain lagi. Kanker saya sudah memenuhi hati. Darah sudah sulit masuk liver: lalu tertahan di banyak tempat. Terutama di saluran pencernaan. Muncul banyak gelembung-gelembung darah di mana-mana. Lalu ada yang pecah. Itu yang membuat saya muntah darah.

Sekarang kecepatan kereta itu 350 km/jam. Tidak perlu takut tiket. Tiap 10 menit ada kereta ke Tianjin. Dan sebaliknya. Bahkan di jam-jam tertentu tiap 5 menit sekali. Penuh semua.

Presiden Jokowi pernah naik kereta ini. Di awal jabatan beliau dulu. Beliau terinspirasi. Lalu bikin keputusan membangun kereta serupa untuk Jakarta-Bandung.

Orang Tiongkok menyebut kereta cepat Jakarta-Bandung itu Yawan. Singkatan dari Yajiada – Wanlong. (呀家达-万隆). Yajiada Anda sudah bisa menduga: Jakarta. Wanlong adalah Bandung. Wan di situ artinya selamanya. Long di situ artinya panjang. Panjang umurnya. Baik selamanya. Bukan panjang masa pembangunannya.

Begitulah. Mereka menyebut Bandung dengan Wanlong. Tokyo dengan Dongjing. Palembang menjadi Jigang. Surabaya mereka sebut Sishui.

Saya belum tahu apakah Yawan nanti juga bisa tiap 10 menit. Agar investasinya bisa kembali. Kalau setiap 10 menit apakah juga bisa penuh: agar pengeluaran untuk listriknya tertutup.

Seperti Ya dan Wan, Beijing dan Tianjin sama-sama kota besar. Tapi keduanya sama-sama berstatus provinsi. Di Tiongkok ada empat kota yang berstatus provinsi. Dua lainnya Anda sudah tahu.

Meski ada kereta tiap 10 menit jalan tol-nya masih padat. Padahal ada tiga jalan tol antara BeijingTianjin: utara, tengah, selatan. Kalau naik jalan tol perlu waktu 2 jam.

Kereta BeijingTianjin ini pun mereka sebut Bei-Jin. Semua jurusan diberi nama singkatan dua kota seperti itu. Nama jalan tol pun sama. Maka tidak ada kereta dengan nama, misalnya, Argo Wilis. Ups… Ada. Namanya Tatar Maja. Singkatan dari Tawang (Malang)-Blitar-Madiun-Jakarta.

Dari tempat bermalam di Beijing saya naik kereta bawah tanah ke stasiun kereta cepat itu. Di Beijing ada empat stasiun kereta cepat. Stasiun Barat, Stasiun Utara, Stasiun Timur, dan Stasiun Selatan. Semua besar-besar. Modern. Seperti bandara masa kini.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *