8 Alasan Mengapa Muhammadiyah Menetapkan Hari Raya Idul Fitri Pada Jum’at 21 April 2023?

Muhammadiyah Menetapkan Hari Raya Idul Fitri
Muhammadiyah Menetapkan Hari Raya Idul Fitri pada 21 April 2023
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Idul Fittri 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Jumat 21 April 2023. Majelis Tarjih dan Tajdid juga mensosialisasikan hasil Hisab 1 Syawal dan 1 Zulhijah 1444 H. .

Tujuan dari kegiatan sosialisasi yang dilakukan kemarin, Sabtu, 15 April 2023 adalah untuk menyampaikan hasil perhitungan hasil hisab perserikatan Muhammadiyah sejak awal Syawal, karena kemungkinan besar terjadi perbedaan terhadap peraturan ketetapan RI.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang konsep Hisab Hakiki Wujudul Hilal sebagai salah satu cara penentuan awal bulan kamariah secara sah dan sesuai prinsip syariah.

Selain itu, dimaksud juga teruntuk menguatkan pelaksanaan ibadah Idul Fitri tahun 2023 dan Idul Adha tahun 2023 mengikuti hasil Hisab Muhammadiyah.

Pemateri Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, dengan judul ‘Hisab dalam tinjauan syariat dan literatur’ menyampaikan tentang beberapa argumen hisab, sebagai metode penentuan awal bulan. Diantaranya, gerak benda langit bersifat teratur dan eksak.

Dalam penjelasannya Arwin Juli Rakhmadi menyampaikan, 8 argumen hisab sebagaimana dilansir dari muhammadiyah.or.id berikut ini:

Gerak benda langit bersifat teratur dan eksak. Melalui observasi dan penelaahan ilmiah, manusia mampu mengamati fenomena bulan dan matahari. Argumen ini ia sampaikan berdasarkan telaahnya terhadap QS. Yunus ayat 5 dan Qs Al-Isra’ ayat 12.

Sifat informatif-imperative ayat-ayat hisab. Firman Allah dalam QS. Yunus ayat 5, Al-Isra’ ayat 12, dan Yasin ayat 39 tidak hanya berisi informasi, tetapi juga mendorong untuk melakukan perhitungan terhadap gerak matahari dan bulan. Perhitungan ini, berguna karena dapat dijadikan dasar penentuan waktu oleh umat Islam yang diterjemahkan dalam hari, tanggal, bulan, dan tahun.

Dari hadis faqduru lah diartikan sebagai fahsibu lah (maka hitunglah).

Rukyat diartikan sebagai rukyat bil ‘ilmi. Menurut Arwin, betapapun kata derivasi “ra’a” dalam literatur hadis Nabi SAW terkait rukyat bermakna melihat dengan mata, pengertian “ru’yah” itu sendiri secara bahasa dapat pula bermakna melihat secara ilmiah (ilmu). rukyat bil ‘ilmi sejatinya sinonim dengan hisab.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *