Penjelasan UAS Tentang Perbedaan Idul Fitri Muhammadiyah, NU dan Pemerintah

Penjelasan UAS Tentang Perbedaan Idul Fitri
Ustadz Abdul Somad
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Kementerian Agama atau Kemenag menyebut kemungkinan adanya perbedaan penetapan Syawal 1444 H pertama di Indonesia antara Muhammadiyah, NU dan pemerintah.

Jadi Lebaran atau Idul Fitri 2023 diharapkan akan berbeda.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Diketahui, pimpinan pusat Muhammadiyah telah resmi menetapkan Idul Fitri 2023 pada Jumat, 21 April 2023.

Pemerintah Indonesia sendiri melalui Kementerian Agama akan menggelar sidang Isbat untuk menentukan Idul Fitri 2023 pada Kamis (20 April 2023) atau bersamaan dengan tanggal 29 Ramadhan 1444 H.

Pada saat yang sama, Nahdlatul Ulama (NU) menetapkan bahwa 1 Syawal harus dilakukan berdasarkan kriteria Imkan-Rukyat atau visibilitas Bulan Baru MABIMS.

Menurut NU Online, ketinggian hilal pada tanggal 29 Ramadhan 1444 H, meski sudah berada di atas ufuk menjelang matahari terbenam.

Namun kriteria minimal Imkanur Rukyah (visibilitas) atau kemungkinan melihat hilal, yaitu 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat masih menjadi kriteria minimal.

Oleh karena itu, sama seperti  pemerintah, menurut NU juga ada kemungkinan perbedaan lebaran 2023.

Lantas mengapa ada perbedaan hari raya Idul Fitri antara Muhammadiyah dan NU dan pemerintah, bahkan kerap memunculkan pertentangan?

Beberapa tahun yang lalu Ustadz Abdul Somad alias UAS sempat membahas soal adanya perbedaan Idul Fitri tersebut.

Menurut UAS, adanya pertentangan terkait dengan perbedaan jadwal puasa dan lebaran itu terjadi lantaran sidang isbatnya dilakukan secara terpublikasi.

Hal tersebut disampaikan oleh UAS, lewat tayangan video yang diunggah oleh kanal YouTube Goto Islam pada Sabtu, 15 April 2023.

“Lalu yang datang dari kelompok ini ‘ati’ullaha wa ati rasul wa ulil amri minkum’ taatlah kepada Ulil Amri. Kemudian kata yang Muhammadiyah Ulil Amri itu Din Syamsuddin, bukan Jokowi. Karena ini kan tidak diangkat berdasarkan suroh, coba tengok tafsirnya, Ulil Amri itu ulama bukan pemimpin ini demokrasi kata dia, kata yang satu lagi kamu kalau engga mau ikut presiden bakar aja KTP-mu, pergi tinggal di hutan sana, akhirnya berkelahinya,” ujar Ustadz Abdul Somad.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *