Waduh! Jokowi Salah Ucap dalam Pidato di Jerman, Warganet: Beda dengan SBY

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Pidato Presiden Joko Widodo pada pembukaan Hannover Messe Jerman pada Minggu (16/4/2023) lalu mencuri perhatian publik.

Sebab dalam pidato tersebut, Presiden Jokowi sempat salah memberikan data mengenai penutupan seluruh PLTU atau pembangkit listrik berbasiskan batu bara di Indonesia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Presiden Jokowi menyebut Indonesia akan menutup seluruh PLTU batu bara pada 2025 mendatang. Namun yang sebenarnya adalah rencana itu bakal dilakukan pada 2050.

“Di tahun 2023, 23 persen energi berasal dari energi baru terbarukan (EBT), dan di tahun 2025 seluruh pembangkit batu bara ditutup,” kata Jokowi dalam pidatonya.

Data yang disampaikan Jokowi tersebut berbeda dengan komitmen pemerintah selama ini, yakni 2025 baru ada moratorium PLTU. Sementara penutupan total PLTU baru akan dilakukan pada 2050.

Usai acara, pihak Istana langsung mengklarifikasi pernyataan presiden melalui keterangan tertulis, bahwa penutupan PLTU seluruhnya akan dilakukan pada 2050.

“Tahun 2025, 23 persen energi berasal dari EBT, tahun 2050 seluruh pembangkit batu bara ditutup. We walk the talk, not only talk the talk,” demikian tulis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin dalam klarifikasinya.

Warganet bandingkan Jokowi dan SBY

Kesalahan data dalam pidato Jokowi tersebut lantas menjadi sorotan masyarakat, terutama di media sosial. Tak sedikit warganet yang angkat bicara mengenai peristiwa itu.

Bahkan ada yang sampai membandingkan Jokowi dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam hal berpidato.

Salah satunya yang dicuitkan oleh pemilik akun Twitter @YanHarahap pada Rabu (19/4/2023). Akun tersebut mengomentari kesalahan pidato Jokowi sambil mengenang SBY.

“Teringat cerita Pak SBY dulu. Saat menjabat presiden, setiap akan pidato, narasi pidato dicek ulang oleh beliau sendiri, teks dibaca detail, data, tahun dan lain-lain. Di-cross check satu persatu,” tulis akun tersebut.

“Agar tak salah dan tak permalukan bangsa. Dengan memeriksa ulang sendiri teks pidato, dapat meminimalisir kesalahan,” sambungnya.

Cuitan itu lantas mendapatkan banyak tanggapan dari warganet lainnya. Pro dan kontra pun seakan tak terhindarkan.

Ada warganet yang ikut memberikan komentar pedas terhadap kesalahan Jokowi tersebut. Namun ada juga warganet yang mencoba membela Jokowi sambil menyerang balik pendukung SBY.

“Malah kalau perlu, dulu pak SBY membaca draft pidato dengan sound system, di depan staf atau menteri di Istana, sebelum pada saatnya dibaca di forum sebenarnya,” tulis salah satu warganet sambil memuji SBY.

“Soal ini aku mengamini, karena mbakku sebelum di Mabes TNI sempat tugas di Setneg, dan pernah cerita juga soal ini. Pak SBY selalu cek ulang mendetail surat, pidato, naskah dan lain-lain. Terkadang beliau buat sendiri,” tambah warganet lainnya.

“Ada salah dan miss itu bisa terjadi pada siapa saja mas. Pak @SBYudhoyono juga pernah kebingungan saat satu halaman teks pidatonya terselip atau hilang. Jadi tidak perlu merendahkan seperti itu lah,” bela salah satu warganet.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *