Rocky Gerung Sindir Cawe-cawe Jokowi Jelang Pilpres 2024

Rocky Gerung Sebut Tutup Telinga Sebagai Cara Baru Kritik Pemerintah: Akal Sehat Tak Mungkin Dibendung /Rocky Gerung/Tangkap Layar YouTube.com/Rocky Gerung
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti soal perilaku kasak-kusuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelang Pilpres 2024.

Menurutnya, kasak-kusuk tersebut terlihat dari cara Jokowi melakukan endorse koalisi dan mengumpulkan elite partai politik di Istana Negara.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Yang dilakukan Pak Jokowi ini kasak kusuk untuk mengatur keadaan politik supaya dia masih punya grip (pegangan),” ujar Rocky saat diskusi virtual bertajuk Menakar Peluang Capres Dan Format Koalisi Parpol 2024 dalam kanal YouTube Gelora TV.

Ia menduga Jokowi masih ingin ikut cawe-cawe atau ikut campur dalam urusan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di Pemilu 2024 agar bisa membangun dinastinya sendiri setelah tak menjabat lagi sebagai presiden.

“Untuk apa grip itu? Ya, untuk meloloskan dinastinya. Untuk memberi jalan baru kepada oligarki masuk kepada kekuasaan baru,” tuturnya.

Oleh sebab itu, ia juga menyoroti koalisi partai politik yang berpindah-pindah baru-baru ini. Ia menilai hal tersebut disebabkan oleh Jokowi. Rocky mengatakan koalisi akan berubah jika Jokowi mengajak koalisi minum kopi, pergi ke Ibu Kota Nusantara, atau melakukan aktivitas lain.

“Jadi apa yang kita sebut koalisi sebetulnya? Selain upaya saling mengintip dan mengintai. Kan itu dasarnya. Karena itu, pada dasarnya koalisi ini barang busuk dalam demokrasi di Indonesia,” kata dia.

Menurut Rocky, tidak ada koalisi yang melakukan pengintaian di negara lain. Ia menganggap koalisi merupakan upaya untuk menghasilkan keputusan yang konkret.

“Kalau di sini, koalisi itu menunggu sinyal seseorang yang bukan anggota koalisi,” ucapnya.

“Sekarang saya tanya, Jokowi anggota koalisi mana? KIB? Tapi dia endorse juga yang bukan KIB. Jadi Anda mengikuti seseorang yang bukan anggota anda jadi bagian part of no part,” ujar Rocky.

Sebelumnya, Ahli Hukum Tata Negara Denny Indrayana menyebut Jokowi punya dua strategi dalam mengamankan Pilpres2024 demi mendarat aman atau soft landing usai rampung menjabat.

“Karena ingin memastikan Beliau (Jokowi) akan mendarat secara aman dan nyaman,” ucapnya, dalam keterangan tertulis, Senin (24/4).

Bentuk soft landing-nya adalah program kerjanya dilanjutkan, termasuk pembangunan ibu kota Nusantara (IKN); serta aman dari kasus hukum.

“Satu, proyek Ibu Kota Negara (IKN) berlanjut. Kedua, tidak ada masalah ataupun kasus hukum yang menjerat Jokowi ataupun keluarganya,” kata Denny, yang merupakan mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM era SBY ini.

Apa strateginya? Strategi pertama, kata Denny, adalah cawe-cawe alias turut campur dalam menentukan calon presiden di Pilpres2024. Ia mengutip pernyataan Pengamat Politik Erros Djarot terkait Jokowi yang mendukung beberapa capres tertentu dan tidak ikut memilih Anies.

“Target utama adalah sebisa mungkin hanya ada dua pasangan calon dalam Pilpres2024,” kata Denny.

Ia menduga Jokowi ingin dua pasangan calon yang ikut Pilpres2024 itu adalah orang dekatnya. Sebab orang yang berseberangan berpotensi tak melanjutkan warisan dan program kerja.

“Keduanya adalah all the president’s men. Calon yang diidentifikasi berseberangan dan mungkin tidak melanjutkan legacy kepresidenannya, sebisa mungkin dieliminasi, sedari awal,” ujar Denny.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *