ANCAMAN KEHANCURAN PDI-P dan Trah Soekarno

ANCAMAN KEHANCURAN PDI-P
PDI-P
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Terkait sikap Jokowi yang lebih condong pada Prabowo terlihat dari manuver Ketum PKB dan Ketum Golkar yang menjumpai Presiden ke-6 Soesilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina Demokrat.

Tidak mungkin mereka melakukan ini tanpa dorongan Jokowi. Pertemuan Cak Imin dan Airlangga Dengan SBY mungkin saja diniatkan untuk membujuk Demokrat berkoalisi Dengan mereka atau tawaran lain terkait pilpres.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Khusus menyangkut Golkar, pertemuan Airlangga Dengan SBY bisa jadi merupakan tawaran Airlangga bergabung Dengan KPP Dengan syarat ia menjadi bakal cawapres bagi Anies. Namun, nampaknya usaha Cak Imiin dan Airlangga gagal.

Sementara, nampak Jokowi kini bersikap realistis bahwa Anies tak bisa disingkirkan dari arena pilpres setelah muncul warning dari Pangdam Siliwangi Kunto Arief Wibowo yang akan mengambil tindakan sesuai konstitusi bila pilpres tidak jujur dan adil sehingga keamanan negara terganggu.

Sikap realistis Jokowi itu terlihat mencolok ketika Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan bebrapa hari lalu mengadakan pertemuan Dengan Ketum Nasdem Surya Paloh untuk menawarkan bakal cawapres bagi Anies.

Menyikapi hal ini, Anies menyatakan bacawapres yang ditawarkan Luhut pasti tidak penting karena, kalau penting, pasti Paloh telah menyampaikan kepadanya. Dus, kita bisa yakin bahwa akan ada tiga pasang bakal capres-cawapres yang akan bersaing tahun depan.

Pertama, Anies Dengan pasangannya. Kedua, Prabowo Dengan pasangannya yang diusung Gerindra, Golkar, dan PKB (bs jd PAN ikut bergabung). Ketiga, Ganjar Dengan pasangannya yang diusung PDI-P dan PPP (bs jd PAN ikut di dalamnya).

Kalau tiga konstelasi koalisi ini tidak berubah, bisa jadi Ganjar Dengan pasangannya akan tersingkirkan bahkan di putaran pertama. Mengandalkan suara PDI-P saja tidak cukup. Terlebih, kemungkinan oligarki tak memberi logistik kepada PDI-P untuk keperluan kampanye dan money politics sehingga mengganggu performanya.

Kl prediksi saya tidak meleset, PDI-P dan trah Soekarno akan tinggal sejarah. Malah, mungkin saja begitu Ganjar dinyatakan kalah, PDI-P langsung pecah. Toh, sejak awal telah ada paling tidak dua kubu di internal PDI-P: pendukung Puan dan pendukung Ganjar. Klaim Mega sebagai pemimpin “kharismatik” dan “pintar” akan terbukti sebaliknya. Hal ini akan membuat wibawanya merosot ke titik nadir.

Dalam posisi tidak solid, PDI-P akan menjadi parpol oposisi. Mungkin saja pemenang pilpres 2024 — saya yakin Anies akan keluar sebagai pemenang — akan berkuasa dua periode, yaitu hingga 2034. Saat itu, mungkin Mega sudah tidak ada.

Sementara Puan tidak punya kapasitas intelektual dan leadership untuk memimpin partai yang mungkin telah keropos. Dengan demikian, PDI-P sebagai partai terbesar akan pudar bersama Mega yang “cantik”, “kharismatik”, dan “pintar”.

Tangsel, 11 Mei 2023

.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *