Sahabat Rasulullah; Abu Dzar Al-Ghifari

Abu Dzar Al-Ghifari
Hasanuddin Ketua Umum PB HMI
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id

Hajinews.id – Keadaan di negeri kita dewasa ini, mengingatkan kepada salah seorang Sahabat Nabi Abu Dzar Al-Ghifari. Beliau salah satu yang termasuk dalam 10 besar orang yang paling awal menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Nama aslinya Jundub bin Junadah. Al-Ghifar adalah nama sukunya. Sebuah suku yang terkenal pada masa sebelum Nabi Muhammad sebagai kaum pembegal, rampok, yang paling ditakuti para kafilah pedagang dimasa itu.

Sejak Abu Dzar mendengar telah munculnya Nabi pembawa berita gembira dan peringatan di tanah Mekah, ia memiliki ketertarikan kuat untuk menemuinya. Maka ia pun mengendus di mana keberadaan Nabi Muhammad. Dengan izin Allah ia pun bertemu dengan Nabi pada suatu kesempatan. Ia meminta Nabi membacakan “syair-syair”. Namun Nabi mengatakan “itu bukan syair, itu firman Allah (Al-Quran). Baiklah jika demikian bacakanlah, kata Abu Dzar. Rasulullah lalu membacakan beberapa ayat dari Al-Qur’a. Sejumput kemudian cahaya iman tertanam ke dalam dada Abu Dzar, dan saat itu juga ia menyatakan keislamannya dihadapan Rasulullah Muhammad SAW, dengan mengucapkan; “saya bersaksi bahwa tidak Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya. (Syahadatain)

Nabi tentu saja mengetahui bagaimana karakter dan watak Bani Giffar, yang “radikal dan revolusiner”. Termasuk sosok yang baru saja menjadi murid baru dan pengikutnya itu, Abu Dzar. Namun Nabi Muhammad yang senantiasa dalam bimbingan-Nya lalu mengucapkan “Sesungguhnya Allah memberi petunjuk kepada siapa yang DIA kehendaki”.

Ketika itu belum turun perintah Allah untuk mensyiarkan Islam secara terang-terangan. Sehingga ketika Abu Dzar bertanya “apa yang aku mesti lakukan untukmu wahai Rasulullah”? Nabi menyarankan agar ia segera kembali kepada kaumnya sampai ada perintah selanjutnya dari Nabi.

Abu Dzar yang “radikal dan revolusiner” ini nampaknya belum sepenuhnya meninggalkan karakternya sebagai Bani Ghifar. Setelah meninggalkan kediamaan Nabi, ia menuju ke Masjidilil Haram, dan di sana disaat manusia banyak yang berkumpul, Abu Dzar dengan lantang meneriakkan; “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya”. Tentu saja sontak teriakannya itu memancing emosi para penyembah berhala di sekitar Ka’bah dan segera beramai-ramai memukulinya. Ia diselamatkan oleh paman Nabi, Abbas yang kebetulan ada di sekitar tempat itu, dengan mengingatkan orang-orang Qurays, bahwa orang yang sedang mereka pukuli itu dari Bani Ghifar. Mereka pun mengerti maksud Abbas, dan segera meninggalkan Abu Dzar. Tidak cukup sekali itu, keesokan harinya ia mengulang lagi, dan ia kembali di siksa oleh orang-orang musyrikin.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *