Kultum 112: Hukum Turut Merayakan Natal dan Tahun Baru (Bag. 2)

Hukum Turut Merayakan Natal dan Tahun Baru
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Promo yang dilakukan dan ajakan kaum yahudi dan nasrani untuk mengikuti perayaan menyambut natal dan tahun baru masehi, sungguh luar biasa. Mereka biasanya memberikan harga dari yang termurah sampai yang termahal. Tentu saja ini berhubungan dengan kadar gengsi mereka yang akan turut merayakan naal dan tahun baru tersebut.

Banyak juga kaum Muslimin terpengaruh dengan promosi dan ajakan ini, sering kali hanya demi ‘gengsi’ dan memang ‘ada uang’. Sekali lagi, sebagai umat Islam, kita perlu khawatir bahwa kelak hal ini bisa berkembang menjadi aqidah kaum Muslimin untuk loyal (setia) kepada aturan-aturan orang-orang non Muslim. Allah Subahanahu wata’ala sudah mewanti-wanti kita dengan firman-Nya,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا الَّذِينَ كَفَرُوا

يَرُدُّوكُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi (QS. Ali-Imran, ayat 149).

Jika kita jeli mengamati isi ayat tersebut, tentulah kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menghindar dari ajakan mereka. Kita akan mati-matian menghindar, meskipun ajakan itu mungkin gratis dan bahkan berhadiah yang umumnya disebut ‘door prize’. Coba saja perhatikan. Yang jadi sasaran ayat ini adalah orang-orang yang beriman yaitu ‘alladziina aamanuu’.

Sementara itu, akibat menuruti ajakan tersebut adalah kembali ke belakang, yakni kepada kekafiran. Sepertinya, kita tidak perlu lagi membahas ancaman Allah jika kita kembali ‘menjadi kafir’ setelah beriman. Sebaliknya, mari kita lihat ancaman Allah kepada mereka yang berusaha mengajak kepada kekafiran. Allah berfirman,

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَصُدُّونَ عَنْ

سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ آمَنَ تَبْغُونَهَا عِوَجًا وَأَنْتُمْ

شُهَدَاءُ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

Artinya:

Katakanlah, hai ahli kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan (bahwa) Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan (QS. Ali Imran, ayat 99).

Dengan memahami makna yang terkandung dalam ayat di atas, maka sunnguh kita patut memanjatkan segala puji bagi Allah Subahanhu wata’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita tidak terjerumus ke dalam ajakan mereka. Patut pula kiranya kita memanjatkan shalawat dan salam ke hadirat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan syariat Islam kepada kita semua, sehingga sampai saat ini kita masih berpegang pada pilihan kita yaitu Islam. Kalau kita mampu istiqamah dengan pilihan ini, insyaAllah kita akan selamat dalam kehidupan dunia yang fana ini, untuk mempersiapkan bekal menuju akhirat yang kekal abadi tiada batas waktu nanti.

Ada beberapa poin yang harus kita ketahui sebagai umat Islam agar kita tidak terkecoh atau terseret ke dalam jebakan-jebakan mereka untuk menjadi bengkok. Pertama, kita harus paham bahwa sungguh orang-orang Yahudi dan Nasrani itu selalu mengkaitkan berbagai permasalahan akidah mereka dengan momentum natal dan tahun baru. Mereka beranggapan bahwa hal itu berasal dari ajaran kitab-kitab mereka ‘yang sudah berubah’.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *