Disway: Utang Biasa-biasa

Utang Biasa-biasa
Joe Biden
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Amerika sudah punya utang sejak negara itu merdeka: 1776. Yakni utang untuk membiayai perang kemerdekaan: USD 75 juta. Itu catatan tahun 1791.

Utang itu naik menjadi USD 1 miliar di tahun 1863. Lonjakan terbesar terjadi juga karena perang. Yakni perang untuk memadamkan pemberontakan separatisme. Tahun itu Texas dan 13 negara bagian lain di kawasan selatan ini merdeka dari Amerika.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pun ketika terjadi perang dunia pertama dan kedua. Angka utang itu naik dari juta ke miliar dolar. Perang Afghanistan, Irak dan seterusnya membuat miliar itu menjadi triliun. Krismon 2008 dan Covid-19 triliun itu menjadi puluhan triliun. Puncaknya sekarang ini: 31 triliun.

Tidak ada yang bisa disalahkan. Setiap pemerintahan di sana selalu menambah utang. Baik pemerintahan Republik maupun Demokrat.

Pergantian milenium adalah kenangan yang mudah diingat untuk belajar tentang utang Amerika. Tahun 2000 itu, PDB Amerika mencapai USD 16 triliun. Utangnya juga mencapai USD 16 triliun.

Sekitar tahun itulah rasio utang Amerika dibanding PDB-nya mencapai 100 persen. Dan kini, menjadi hampir 200 persen. Anda pun bisa horeeee: Indonesia baru 50 persen.

Suatu saat utangnya pada Tiongkok saja mencapai USD 1,5 triliun. Belakangan Tiongkok terus menurunkan utang itu. Kini ‘tinggal’ 800 miliar dolar. Tinggal Jepang yang masih menaruh uang lebih USD 1 triliun di Amerika.

Dulu Tiongkok selalu menyimpan uang kelebihannya untuk membeli obligasi negara Amerika. Aman. Stabil. Belakangan Tiongkok melihat dolar tidak akan terus terlalu kuat. Maka kelebihan uang Tiongkok ditanam di infrastruktur. Juga ditanam  sebagai investasi di negara lain, dengan resiko macet.

Kini pemberi utang terbesar Amerika adalah (empat besar):

Jepang, Tiongkok, Inggris dan negara kecil Belgia.

Hebatnya Amerika, total utang ke negara lain itu hanya 25 persen dari total USD 31 triliun. Selebihnya dari dalam negeri. Maka betapa kaya swasta di Amerika.

Kalau tanggal 1 Juni depan Kongres tidak menyetujui penambahan plafon utang lagi  maka pilihan-pilihan buruk itu terjadi: tidak bisa bayar utang, atau anggaran untuk gaji, kesehatan dan kemiskinan dipotong besar-besaran. Rakyat miskin akan sangat menderita. Kemungkinan lain, untuk kali pertama Amerika gagal bayar utang.

Soal plafon utang itu selalu dijadikan tawar-menawar politik. Terutama ketika mayoritas Kongres dikuasai partai oposisi. Seperti sekarang ini. Atau di zaman Presiden Barack Obama. Presidennya Demokrat, DPR-nya Republik.

DPR-nya mengunci pemerintah. Agar sulit bergerak.

Sudah sering terjadi: pemerintah dan DPR beda partai. Rakyat Amerika senang seperti itu. Agar saling ada kontrol.

Sudah lama pula utang harus selalu dinaikkan agar bisa membayar utang lama. Tapi Anda masih ingat: DPR mulai mengunci pemerintah seperti itu belum lama. Baru terjadi, kali pertama, ketika Anda sudah besar: di zaman Obama.

Republik memang tidak suka Demokrat. Lebih tidak suka lagi ketika demokratnya kulit hitam. Padahal ibu Obama adalah kulit putih asli Kansas. Kristen. Dan cara berpikir Obama, dan bicaranya, sudah seperti kulit putih.

Obama diganjal habis. Terutama karena Obama menemukan cara untuk mengatasi kesehatan kelompok miskin. Lewat program yang Anda sudah hafal namanya: Obama Care.

Apakah kini Biden juga akan dipermalukan melebihi Obama? Masih ada waktu tiga hari untuk negosiasi antara Presiden dan DPR.

Ups… Masih 8 hari. Tanggal 1 Juni nanti ternyata masih ada ”sedikit” uang di pemerintah. Masih USD 39 miliar. Masih cukup untuk bayar gaji dan kewajiban lain. Uang itu baru akan habis tanggal 5 Juni.

Awal Mei lalu uang itu masih USD 316 miliar. Minggu lalu tinggal 60 miliar.

Tapi, menurut Menteri Keuangan Janet Yellen, tanggal 1 dan 2 Juni nanti perlu mengeluarkan uang 130 miliar dolar. Hanya saja ternyata masih ada dana lain yang busa digunakan sebesar USD  67 miliar. Nah, tanggal 5 Juni kas menteri keuangan benar-bwnar habis.

Tapi rakyat Amerika tidak ada yang peduli. Rakyat Amerika begitu percaya diri. Menurut mereka semua itu hanya urusan para politisi. Rakyat biasa biasa-biasa saja. (Dahlan Iskan)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *