Demas lantas mengajak lima orang temannya untuk sama-sama menggugat ke MK. Demas yang menjadi koordinatornya.
Mereka lantas menunjuk pengacara Sururudin SH LLM untuk beracara di MK. Demas mengenal Sururudin saat melakukan penelitian S-3 nya di MK. Waktu itu Sururudin lagi beracara di MK.
“Jadi, ini tidak ada hubungannya dengan PDI-Perjuangan?” tanya saya.
“Sama sekali tidak ada,” tegasnya.
“Pernah berkoordinasi dengan PDI-Peejuangan atau dihubungi mereka?”
“Tidak pernah sama sekali,” jawabnya.
“Tapi Anda anggota PDI-Perjuangan?”
“Iya”.
“Pengurus?”
“Bukan ketua”.
“Pengurus inti?”
“Tidak. Saya hanya pengurus lembaga”.
Kini Dr Demas punya dua orang anak. Ia sudah jadi orang Banyuwangi dan pengurus partai di Banyuwangi. Istrinya seorang apoteker. “Kenal di kampus Unej,” katanya.
“Bagaimana orang Magetan bisa nama Demas? Bukan Katimin misalnya?”
“Nama akhir saya kan Wicaksono. Sangat Magetan,” jawabnya.
“Tapi nama depan Demas itu aneh…”.
“Lho kan saya lahir bulan Desember. Ayah saya merasa seperti dapat emas”. (Dahlan Iskan)