Jokowi Versus Jokowi

Jokowi Versus Jokowi
Jokowi Versus Jokowi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Abdul Kohar, Dewan Redaksi Media Gro.

Hajinews.id – DALAM ilmu anatomi dan fisiologi, tubuh itu merupakan satu kesatuan. Karena itu, perintah otak akan diterjemahkan sama oleh bagian tubuh lainnya. Otak memerintahkan kaki ke utara, ya ke utara. Disuruh ke selatan, akan manut saja ke selatan. Semua begitu, tanpa ada yang mbalelo.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Maka, ketika ada yang berbeda antara perintah otak dan apa yang disampaikan secara verbal, gestur tubuh akan ‘mengoreksinya’. Ketika otak bilang cawe-cawe, tapi mulut berkata tidak, anggota tubuh lain akan gelisah dan tidak bisa tenang. Hanya soal waktu akan muncul penyangkalan.

Begitulah kiranya yang terjadi pada Presiden Joko Widodo dalam kurun sebulan ini. Di awal bulan ini, saat mengumpulkan enam ketua umum partai politik di Istana Merdeka, Jokowi sempat membantah anggapan dirinya ikut campur dalam persiapan Pemilu 2024. Menurut dia, pertemuan itu hanya dilakukan untuk berdiskusi.

“Cawe-cawe? Bukan cawe-cawe. Wong itu diskusi saja kok (disebut) cawe-cawe. Diskusi,” kata Jokowi memberikan tanggapannya sambil tertawa, di Sarinah, Jakarta Pusat, dua hari setelah persamuhan dengan enam ketum parpol itu.

Jokowi pun mengatakan, dirinya juga merupakan seorang pejabat politik. Namun, urusan capres dan cawapres merupakan urusan partai atau gabungan partai. “Saya tadi sampaikan, saya ini juga pejabat politik. Saya bukan cawe-cawe. Urusan capres, cawapres itu urusannya partai atau gabungan partai,” Jokowi menegaskan.

Namun, karena sepertinya perintah yang sebenarnya dari anggota tubuh pemberi perintah ialah ikut cawe-cawe dalam urusan capres-cawapres, selang empat pekan kemudian Jokowi membantah pernyataannya sendiri di awal bulan. Jadilah Jokowi membantah Jokowi. Jokowi versus Jokowi.

Saat mengundang sejumlah pemimpin redaksi di Istana Kepresidenan, awal pekan ini, Jokowi secara terbuka mengatakan ia memang cawe-cawe. Ia mengeklaim bahwa dirinya boleh cawe-cawe dalam politik demi kepentingan bangsa dan negara. Menurut Jokowi, cawe-cawe yang dilakukannya tidak menyimpang dari konstitusi.

Ia juga mengeklaim langkah itu ditempuh agar pembangunan tetap berlanjut meskipun ada transisi kepemimpinan. “Cawe-cawe untuk negara, untuk kepentingan nasional. Saya memilih cawe-cawe dalam arti yang positif, masa tidak boleh? Masa tidak boleh berpolitik? Tidak ada konstitusi yang dilanggar. Untuk negara ini, saya bisa cawe-cawe,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan Indonesia butuh keberlanjutan pembangunan untuk menjadi negara maju. Oleh karena itu, kata dia, diperlukan sosok pemimpin yang melanjutkan berbagai pembangunan saat ini.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *