Disway: Tiga Bintang

Tiga Bintang
Menhan RI Prabowo Subianto menyampaikan proposal perdamaian konflik Rusia-Ukraina.-Tangkapan layar-
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dahlan Iskan

Hajinews.id – BINTANG positif. Bintang negatif. Indonesia juga jadi bintang besar di Dialog (pertahanan) Shangri-La pekan lalu. Jenderal bintang tiga Prabowo Subianto jadi salah satu dari tiga bintang di hotel Shangri-La Singapura itu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pidatonya menyentak. Tidak hanya basa-basi diplomasi. Isinya pun konkret. Terlalu konkret.

Ia usulkan perdamaian model baru di Ukraina.

Tiga langkah: lakukan genjatan senjata, ciptakan zona tanpa militer masing-masing sejauh 50 km, lakukan referendum di wilayah Ukraina yang sekarang dikuasai Rusia.

Semua itu, kata Prabowo, harus atas prakarsa Perserikatan Bangsa-bangsa.

“Jangan ada lagi perang. Bangsa Asia sudah kenyang menderita karena perang. Tanya Vietnam. Kamboja. Indonesia sendiri,” kata Prabowo.

Mendengar pidato Prabowo itu Eropa seperti digigit serangga: itu sama saja dengan Ukraina diminta menyerah. Eropa tidak bisa menerima usul perdamaian seperti itu.

Sebaliknya Tiongkok. Senang. Dunia memang seperti terbelah: Barat menolak, Timur menerima.

Apakah juga usulan seperti itu yang lagi ditawarkan Tiongkok?

Belum tentu.

Bahwa Tiongkok senang, setidaknya sudah ada usul yang berbeda dengan pendapat Barat yang kaku: Rusia harus mundur dari Ukraina (bahkan termasuk dari Crimea). Lalu Rusia harus diadili sebagai penjahat perang. Rusia juga harus membayar seluruh kerugian perang –termasuk biaya rehabilitasi fisik-nonfisik di Ukraina.

Barat dan Timur juga berbeda dalam melihat skala perang di Ukraina. “Ini masalah internal Eropa,” ujar Barat. “Ini masalah global,” ujar Timur.

Prabowo menyampaikan pidatonya dalam bahasa Inggris. Pakai teks. Sesekali tanpa melihat kertas. Ia pakai jas dan kopiah. Suaranya menggelegar seperti suara orang setengah marah.

Menteri Pertahanan Tiongkok Li Shangfu pakai bahasa Mandarin. Pakai baju militer. Li yang menolak bertemu menteri pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin (Baca Disway: Teman Dubai) ternyata mau bertemu menteri pertahanan Australia. Juga bertemu menteri pertahanan Ukraina.

Menhan Amerika, Tiongkok, dan Australia lebih fokus ke soal Taiwan. Justru Indonesia yang membuat Ukraina jadi fokus. Prabowo menganggap perang Ukraina sebagai masalah global. Dampaknya mendunia: harga energi dan pangan melonjak di semua negara.

Josep Borrell yang mewakili Eropa tampil tepat setelah Prabowo. Borrell langsung berkomentar atas usulan Indonesia. “Damai itu ya damai. Just damai. Bukan damai lewat penyerahan diri,” katanya.

Menhan Ukraina Oleksii Reznikov, juga diundang ke Singapura. Tentu ia marah dengan proposal Prabowo. “Tapi saya mencoba untuk sopan. Usulan itu kelihatannya seperti proposal dari Rusia,” ujar Reznikov.

Ia lantas seperti bosan dengan sopan. “Kami tidak memerlukan mediator yang hanya membawa usulan yang aneh,” katanya.

Di dalam negeri sendiri tokoh PDI-Perjuangan seperti Hasanuddin mempertanyakan: apakah referendum itu usul resmi Indonesia. Juga, apakah sudah dibicarakan dengan menteri luar negeri.

Tentu Dialog Shangri-La hanya sebatas dialog. Bukan forum resmi. Ini dialog masalah pertahanan. Pemrakarsanya pun swasta –sebuah lembaga think-tank Singapura.

Bersamaan dengan dialog itu kapal perang Amerika melintas di selat Taiwan. Kapal perang Tiongkok membuntutinya. Rusia sedang meningkatkan serangan di Ukraina. Yang diserang masih terus membalas.

Sejauh ini memang baru Tiongkok yang serius mengupayakan jalan damai. Utusan khusus Tiongkok mondar-mandir ke lima negara: Polandia, Jerman, Prancis, Ukraina, dan Rusia. Dari situ Tiongkok akan merumuskan usulannya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *