Jemaah Haji Indonesia Membuat Raja-Raja Arab Tertawa Terbahak-Bahak Karena Dukhul

Jemaah Haji Indonesia
Jemaah Haji Indonesia
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Setiap musim haji, ada cerita lucu seputar Mekkah atau Madinah di kalangan jemaah haji Indonesia. Banyak video lucu yang beredar di jejaring sosial jemaah haji tua yang seolah turun dari pesawat di tengah penerbangan. Ada juga kebingungan saat keluar dari lift.

Kisah-kisah lucu Jemaah haji Indonesia rupanya sudah ada sejak zaman dulu, seperti humor yang dituturkan oleh KH Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 Republik Indonesia, atau Gus Dur. Saya tidak tahu apakah cerita itu benar atau hanya lelucon.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Suatu hari, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur meminta kepada Fahd bin Abdul Aziz Al-Saud saat menjadi raja Arab Saudi agar tak mempercayai bahasa Arab dari Jemaah haji Indonesia. Gus Dur menjelaskan karena bahasa Arab yang digunakan Jemaah haji Indonesia menggunakan bahasa Arab yang terdapat di kitab klasik atau kuno dan itu berbeda dengan bahasa Arab modern yang dipakai di Arab Saudi.

“Oh Ya, contohnya apa?,” tanya Fahd dengan serius.

Gus Dur kemudian menceritakan bahwa ada seorang kiai dari Indonesia bersama pembantunya pergi haji. Setelah menaruh barang-barangnya mereka keluar asrama. Di samping asrama jalan satu arah. Karena posisi kiai dan pembantunya masuk dari arah depan, mereka membaca plang bertuliskan “No Entry (tidak boleh masuk)” sedang bahasa Arabnya ditulis “Mamnu’u Dukhul”. Itu artinya tidak boleh masuk dari depan.

Lalu Kiai tersebut menggerutu kepada pembantunya setelah membaca “mamnu’ Dukhul”.

“Orang sini!,” kata Kiai itu kepada pembantunya sambil menggerutu.

Kiai tersebut menggerutu karena “Dhukhul” dalam kitab kuno bermakna hubungan seksual antara suami dan istri. Oleh sebab itu, kiai itu heran di tempat itu ada bacaan dilarang “Dhukhul”.

“Orang sini keterlaluan,” ujar Kiai itu.

“Kenapa?,” tanya pembantu Kiai itu dengan wajah heran

“Masak ‘begitu’ (hubungan badan) kok di jalan,” kata kiai itu.

Mendengar cerita itu, kata Gus Dur, Raja Fahd tertawa terpingkal-pingkal.

Setelah kembali ke Jakarta, satu minggu kemudian Gus Dur mengaku mendapatkan surat dari seorang warga negara Arab Saudi yang bertuliskan: “Terimakasih Anda telah membuka mulutnya raja kami,” karena semenjak jadi raja Fahd tidak pernah membuka mulut.

Sumber: republika

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *