Kultum 129: Sering Hutang Sebabkan Sering Bohong

Sering Hutang Sebabkan Sering Bohong
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Ternyata, langkah berhutang adalah langkah yang bisa membuat orang terbiasa untuk melakukannya. Inilah yang dalam bahasa Jawa disebut ‘tuman’. Di dalam bahasa Indonesia, mungkin kata ini agak bersinonim dengan kata ‘ketagihan’. Artinya, terbiasa karena sudah terlanjur menjadi kebiasaan.

Karena berhutang bisa menjadi kebiasaan, dari kebiasaan inilah akan tumbuh dalam hati rasa tidak khawatitr tidak mampu membayar. Nah, rasa tidak khawatir inilah yang juga bisa menumbuhkan rasa ‘tidak mempunyai beban’. Di sinilah letak bahayanya. Kalau kita sudah merasa tidak mempunyai beban, maka kita juga tidak akan berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan atau membayar hutang itu.

Atas dasar ulasan yang cukup logis ini, maka kita harus berusaha menghindar dari berhutang. Bahkan di dalam beberapa riwayat, diceritakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sering berdoa dan berlindung dari berhutang ketika shalat. Dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

كَانَ يَدْعُو فِى الصَّلاَةِ وَيَقُولُ اللَّهُمَّ

إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ .

فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ

يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنَ الْمَغْرَمِ قَالَ  إِنَّ

الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ

وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ

Artinya:

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam biasa berdo’a di akhir shalat (sebelum salam), “Allahumma inni a’udzubika minal ma’tsami wal maghram” (Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang)”. Lalu ada yang berkata kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Kenapa engkau sering meminta perlindungan adalah dalam masalah hutang?” Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika orang yang berhutang berkata, dia akan sering berdusta, jika dia berjanji, dia akan mengingkari” (HR. Bukhari no. 2397).

Di dalam hadits ini terdapat pelajaran yang menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa untuk berlindung dari hutang, karena hutang sendiri dapat mengantarkan pada dusta. Sedangkan, berhutang namun tidak memiliki cara, apalagi berniat untuk tidak melunasinya, sama saja menghancurkan harta saudaranya. Berhutang seperti ini berarti telah bermaksiat kepada Rabbnya.

Orang seperti inilah yang apabila berhutang berjanji untuk melunasinya, namun dia mengingkari janji tersebut. Dengan kata lain, orang semacam ini ketika berkata akan berdusta. Semoga kita dijauhkan dari sikap jelek ini. Dan itulah mengapa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sering berlindung dari hutang ketika shalat. Walau Rasulullah berlaku demikian, sampai saat ini kita belum pernah menemukan hadits atau riwayat bahwa Nabi pernah berhutang.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *